Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Tarik Diri, G20 Tunda Usul Kebijakan untuk Tangkal Dampak Perubahan Iklim

Dewan Stabilitas Keuangan G20 menunda penyusunan kebijakan stabilitas keuangan di tengah dampak risiko iklim di tengah penarikan AS dari kerja sama global
Gedung Capitol di Washington, DC, Amerika Serikat./Reuters-Daniel Cole
Gedung Capitol di Washington, DC, Amerika Serikat./Reuters-Daniel Cole

Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga pengawas stabilitas keuangan G20 mengusulkan rencana baru untuk menangkal dampak perubahan iklim ke stabilitas keuangan. Namun implementasi kebijakan lebih lanjut terhenti karena penarikan diri Amerika Serikat dari komitmen iklim global.

Amerika Serikat tercatat telah hengkang dari sejumlah kelompok kerja sama global yang bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana kebijakan iklim, banjir dan kebakaran berdampak pada stabilitas keuangan.

Dalam rencana jangka menengahnya, Dewan Stabilitas Keuangan (Financial Stability Board/FSB) G20 berkomitmen untuk meningkatkan koordinasi dan pembagian data mengenai risiko finansial terkait iklim.

Meskipun telah ada kemajuan dalam mengintegrasikan risiko iklim ke dalam sistem keuangan, lembaga ini menyatakan sejumlah anggota yang mencakup gubernur bank sentral dan menteri keuangan negara-negara anggota memilih untuk menghentikan sementara pekerjaan lebih lanjut.

“Meski banyak anggota merasa upaya lanjutan masih dibutuhkan, sebagian lainnya menilai bahwa pekerjaan yang telah dilakukan sejauh ini sudah cukup,” demikian menurut pembaruan peta jalan iklim 2021 yang disampaikan FSB kepada para menteri keuangan G20 dalam pertemuan di Afrika Selatan, dikutip dari Reuters, Senin (14/7/2025).

“Ke depan, FSB akan menetapkan proyek apa pun, jika ada, yang akan dijalankan,” lanjut pernyataan tersebut.

FSB menyatakan akan terus mempertimbangkan topik-topik terkait iklim setiap tahunnya dan akan fokus pada perannya sebagai koordinator kerja internasional mengenai risiko iklim.

Namun, badan ini tidak memiliki rencana untuk melakukan kerja kebijakan tambahan yang signifikan dalam mengintegrasikan risiko keuangan terkait iklim ke dalam pengawasan dan regulasi mereka. FSB menambahkan bahwa pekerjaan terkait topik ini tetap berlangsung di banyak lembaga anggotanya.

Awal tahun ini, FSB telah menerbitkan kajian mengenai kegunaan rencana transisi bagi stabilitas keuangan, dan pada 2024 menyampaikan tinjauan kerja pengawasan dan regulasi terkait risiko keuangan yang bersifat alamiah (nature-related financial risks).

“Alih-alih menjadikan kerentanan tersebut sebagai prioritas pekerjaan selanjutnya, FSB akan menyerahkan keputusan itu kepada proses penyusunan program kerja tahunan,” tulis laporan tersebut.

Laporan itu juga memperinci kemajuan sejak 2023 oleh para penetap standar internasional dan regulator perbankan global seperti Komite Basel dalam hal pengungkapan iklim. FSB juga memaparkan upaya penyediaan data berorientasi masa depan yang dapat membantu bank dan perusahaan menghitung potensi kerugian ekonomi dari guncangan iklim seperti gelombang panas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper