Bisnis.com, JAKARTA — Uni Eropa meminta China untuk mengambil peran yang lebih besar dalam mengatasi krisis iklim. Sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, China didorong untuk mengurangi ketergantungan terhadap batu bara dan menunjukkan kepemimpinan global dalam penurunan emisi gas rumah kaca.
Permintaan ini disampaikan oleh Komisioner Iklim Uni Eropa, Wopke Hoekstra, dalam pertemuan tingkat tinggi dengan pejabat China di Beijing yang membahas isu iklim dan lingkungan. Dalam kesempatan tersebut, Hoekstra juga mendorong China untuk menghentikan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara baru serta secara bertahap mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
“Kami mendorong China untuk lebih menunjukkan kepemimpinan dalam aksi iklim global dan benar-benar mengurangi emisi dalam beberapa tahun ke depan, serta keluar dari pemakaian batu bara,” kata Hoekstra dalam wawancara dengan Reuters, dikutip Senin (14/7/2025).
Menurut World Economic Forum, China merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Catatan ini diiringi dengan meningkatnya jumlah pembangkit listrik berbahan bakar batu bara yang sedang direncanakan dibangun.
Dalam tiga bulan pertama tahun ini saja, China telah menyetujui pembangunan pembangkit batu bara baru sebesar 11,29 gigawatt (GW). Angka ini melebihi total persetujuan pada paruh pertama 2024 berdasarkan laporan Greenpeace pada Juni lalu.
Pekan lalu, Hoekstra mengatakan kepada Financial Times bahwa Uni Eropa menahan diri untuk menandatangani deklarasi iklim bersama dengan China, kecuali Beijing menunjukkan komitmen yang lebih kuat dalam pengurangan emisi.
Baca Juga
“Kami terbuka untuk mempertimbangkan deklarasi bersama, tetapi yang paling penting dari pernyataan semacam ini adalah substansi dari isi komitmen tersebut,” kata Hoekstra, tanpa memperinci bentuk komitmen yang diharapkan Uni Eropa dari pihak China.
Lebih lanjut, Hoekstra menambahkan bahwa Uni Eropa ingin menjajaki berbagai peluang kerja sama dengan China menjelang Konferensi Iklim PBB COP30 yang akan digelar di Brasil pada November mendatang.