Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dorongan Target Iklim Uni Eropa Berada di Bawah Tekanan Negara Prancis

Komisi Eropa ingin Uni Eropa memangkas emisi hingga 90% dari tingkat tahun 1990.
Ilustrasi perubahan iklim. /istimewa
Ilustrasi perubahan iklim. /istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Rencana iklim sementara Uni Eropa untuk tahun 2040 menghadapi penolakan pada pertemuan puncak para pemimpin blok tersebut. Hal ini karena Presiden Prancis Emmanuel Macron berencana untuk menekankan perlunya industri yang kompetitif selama transisi hijau.

Macron berusaha untuk mengangkat isu tersebut selama debat tentang daya saing dimana menjadi panggung bagi para pemimpin lain untuk mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang tujuan iklim yang akan diusulkan. 

Komisi Eropa ingin Uni Eropa memangkas emisi hingga 90% dari tingkat tahun 1990. Penolakan yang kuat dapat secara efektif memaksa badan eksekutif blok tersebut untuk menunda proposal tersebut dimana memerlukan dukungan dari negara-negara anggota dan Parlemen Eropa untuk disetujui.

Beberapa pemerintah Uni Eropa telah mengkritik tujuan baru tersebut. Hal ini karena akan memberikan sedikit rincian tentang dukungan terhadap industri blok tersebut yang sedang terpuruk selama peralihan ke arah hijau.

Komisi tersebut berpendapat rencana tersebut diperlukan untuk memberikan kepastian kepada investor dan menjaga blok tersebut tetap pada jalurnya untuk memenuhi tujuan utamanya yaitu menghilangkan emisi pada 2050.

Seorang Diplomat yang enggan menyebutkan nama mengungkapkan desain proposal tersebut merupakan salah satu rintangan terbesar untuk mendapatkan persetujuan. 

Komisi Eropa berencana untuk mengajukan langkah ringkas pada tanggal 2 Juli, yang akan menjadikan target 90% mengikat dan secara singkat menguraikan beberapa fleksibilitas bagi negara-negara anggota. Yang terakhir dapat mencakup mengizinkan negara-negara untuk menggunakan kredit karbon impor yang lebih murah untuk mengurangi biaya transisi. Peraturan terperinci yang memberlakukan kewajiban baru di seluruh ekonomi negara-negara anggota baru akan muncul kemudian.

Namun, hal itu mungkin tidak cukup untuk mendapatkan dukungan dari ibu kota Eropa pada saat blok tersebut bergulat dengan krisis energi, ancaman perang dagang dengan AS, dan persaingan yang semakin ketat dengan China untuk teknologi hijau.

Selain penentangan dari Prancis, negara Polandia dan Italia juga dapat mengadvokasi proposal yang lebih rinci sebelum berkomitmen pada pemotongan emisi yang lebih dalam. Namun, beberapa negara anggota masih percaya UE harus tetap berpegang pada rencana tersebut, termasuk Spanyol.

"Saya ingin meminta negara-negara anggota lainnya untuk memahami bahwa daya saing di abad ke-21 tidak terpaku pada bahan bakar fosil tetapi membuat kemajuan dalam transisi energi," ujar Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dilansir Bloomberg. 

Hanya dukungan dari negara anggota kecil yang diperlukan agar ketiga negara tersebut memperoleh cukup suara untuk memblokir proposal komisi tersebut.

Hal lain yang menjadi perdebatan dalam iklim Uni Eropa yakni menghitung janji pengurangan emisi blok tersebut untuk tahun 2035 berdasarkan Perjanjian Paris. Komisi tersebut menginginkan agar tujuan tersebut diturunkan dari tujuan Uni Eropa tahun 2040, yang memberikan tekanan tambahan kepada negara-negara anggota untuk mencapai kesepakatan cepat sebelum pertemuan puncak COP30 di Brasil pada bulan November ini.

Namun, sekelompok negara anggota menginginkan agar kedua tujuan tersebut dipisahkan untuk menghindari tenggat waktu PBB yang terlewat, mengingat bahwa proposal legislatif Uni Eropa biasanya memerlukan waktu setidaknya satu tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper