Bisnis.com, JAKARTA — Kelompok pembela hak sipil Amerika Serikat, Asosiasi Nasional untuk Kemajuan Orang Kulit Berwarna (National Association for the Advancement of Colored People/NAACP) berencana menggugat perusahaan kecerdasan buatan (AI) milik Elon Musk, xAI, atas dugaan pencemaran udara dari operasional pusat data miliknya di Memphis, Tennessee.
Dalam surat pemberitahuan yang dikirim pada Selasa (17/6/2025) melalui Southern Environmental Law Center (SELC), NAACP menuduh xAI telah melanggar hukum federal dengan mengoperasikan turbin gas metana di pusat data South Memphis tanpa izin resmi. Perusahaan tersebut juga dinilai tidak menerapkan teknologi pengendalian polusi terbaik sebagaimana diwajibkan.
Pusat data yang mendukung komputasi AI memang dikenal sangat boros energi dan memerlukan pasokan listrik selama 24 jam. Dengan lambatnya pengembangan energi bersih, lonjakan kebutuhan energi di pusat data untuk AI sebagian besar masih dipasok dari bahan bakar fosil seperti gas alam dan batu bara.
SELC menyatakan bahwa emisi metana dari fasilitas xAI memperburuk kualitas udara yang sudah buruk di Memphis. Metana, meskipun berumur pendek di atmosfer, memiliki dampak pemanasan yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan karbon dioksida.
“Turbin ini telah memompa polusi yang mengancam kesehatan keluarga di Memphis. Pemberitahuan ini membuka jalan untuk gugatan yang dapat membuat xAI bertanggung jawab atas penolakan ilegalnya mendapatkan izin operasi turbin gas,” ujar Patrick Anderson, pengacara senior SELC, dikutip dari Reuters, Rabu (18/6/2025).
Juru bicara xAI membantah tuduhan tersebut dan mengatakan, “Kami berkomitmen terhadap komunitas dan lingkungan. Unit pembangkit listrik sementara kami beroperasi sesuai dengan semua hukum yang berlaku.”
Baca Juga
SELC mencatat bahwa xAI telah memasang 35 turbin di lokasi tersebut, dan hampir semuanya beroperasi tanpa izin hingga April lalu. Meski beberapa turbin kecil telah dicopot, perusahaan belakangan justru menambah tiga turbin berukuran lebih besar.
SELC sebelumnya juga melaporkan bahwa pada Agustus lalu, xAI telah memasang 20 turbin gas di kawasan tersebut. Hingga berita ini diturunkan, pihak Elon Musk belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar dari Reuters.