Bisnis.com, JAKARTA – Laporan terbaru dari International Energy Agency (IEA) menyoroti bahwa investasi pada teknologi energi bersih kini dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan bahan bakar fosil, menandai era baru dalam transisi energi.
Sebelumnya, IEA memaparkan potensi investasi energi global diproyeksikan mencetak rekor fantastis, mencapai US$3,3 triliun pada 2025. Angka ini menunjukkan ketahanan sektor energi di tengah ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global.
Tahun ini, investasi untuk teknologi energi bersih, termasuk energi terbarukan, nuklir, jaringan listrik, penyimpanan energi, bahan bakar rendah emisi, efisiensi, dan elektrifikasi, ditargetkan mencapai US$2,2 triliun.
Angka ini tidak hanya mencerminkan komitmen global terhadap pengurangan emisi, tetapi juga pengaruh signifikan dari kebijakan industri, isu keamanan energi, dan daya saing biaya solusi berbasis listrik.
Sebagai perbandingan, investasi pada minyak, gas alam, dan batu bara diperkirakan hanya mencapai US$1,1 triliun.
Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol, mengatakan bahwa meskipun ada perubahan cepat dalam situasi ekonomi dan perdagangan, keamanan energi menjadi pendorong utama pertumbuhan investasi global hingga mencapai rekor.
Baca Juga
"Beberapa investor mengambil pendekatan wait and see untuk persetujuan proyek energi baru, tetapi sebagian besar area belum melihat implikasi signifikan untuk proyek yang sudah ada," ujarnya, dalam keterangan resmi di laman IEA, dikutip Senin (16/6/2025).
Adapun China telah mengukuhkan posisinya sebagai investor energi terbesar di dunia. Sepuluh tahun lalu, investasi energi China baru sedikit melampaui Amerika Serikat.
Kini, China menggelontorkan dana dua kali lipat lebih banyak untuk energi dibandingkan Uni Eropa, bahkan hampir setara dengan gabungan Uni Eropa dan Amerika Serikat.
China pun menguasai hampir sepertiga dari investasi energi bersih global, didukung oleh investasi strategis di berbagai teknologi seperti tenaga surya, angin, hidro, nuklir, baterai, dan kendaraan listrik.
Tren investasi saat ini dengan jelas menunjukkan era elektrifikasi semakin dekat. Sepuluh tahun lalu, investasi bahan bakar fosil 30% lebih tinggi dari investasi pembangkit listrik, jaringan, dan penyimpanan.
Kini, investasi di sektor kelistrikan diperkirakan 50% lebih tinggi dari total pengeluaran untuk membawa minyak, gas alam, dan batu bara ke pasar.
Secara global, investasi pada pembangkit listrik rendah emisi telah hampir dua kali lipat dalam lima tahun terakhir, dengan tenaga surya sebagai primadona.
Investasi pada tenaga surya, baik skala utilitas maupun atap, diperkirakan mencapai US$450 miliar pada 2025, menjadikannya item terbesar dalam inventaris investasi energi global. Investasi penyimpanan baterai juga melonjak pesat, melampaui US$65 miliar tahun ini.
Arus investasi ke tenaga nuklir juga menunjukkan pertumbuhan signifikan, mencapai 50% selama lima tahun terakhir dan diperkirakan mencapai sekitar US$75 miliar pada 2025.
Namun, pertumbuhan pesat dalam permintaan listrik juga mendasari investasi berkelanjutan pada pasokan batu bara, terutama di China dan India.
Pada 2024, China memulai pembangunan hampir 100 gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga batu bara baru, mendorong persetujuan global pembangkit listrik tenaga batu bara ke tingkat tertinggi sejak 2015.
Investasi Kelistrikan: Jaringan yang Belum Memadai
Meskipun investasi dalam pembangkitan energi bersih meningkat drastis, dana sebesar US$400 miliar yang digelontorkan untuk jaringan listrik setiap tahun ternyata belum cukup untuk mendukung investasi besar dalam pembangkitan listrik dan elektrifikasi.
Birol mengungkapkan kekhawatirannya, menekankan bahwa untuk memastikan keamanan pasokan listrik, diperlukan investasi pada jaringan transmisi yang setara dengan investasi untuk pembangkitan pada 2030-an.
Namun, kendala utama yang menghambat investasi ini adalah prosedur perizinan yang panjang dan rantai pasokan yang ketat untuk transformator dan kabel. Tantangan ini berpotensi menghambat laju transisi energi global, meskipun investasi pada pembangkitan bersih telah mencapai rekor.