Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hari Lingkungan Hidup, PBB Desak Negara Dunia Atasi Polusi Plastik

Polusi plastik mencekik planet bumi dimana merusak ekosistem, kesejahteraan, dan iklim.
Ilustrasi sampah dari kemasan plastik/ Freepik
Ilustrasi sampah dari kemasan plastik/ Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) negara-negara di dunia untuk berfokus pada penanganan polusi plastik dala Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni. 

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan polusi plastik mencekik planet bumi dimana merusak ekosistem, kesejahteraan, dan iklim. Menurutnya, polusi plastik sudah sangat parah dan merusak ekosistem, kesejahteraan dan iklim, dan limbah plastik pun menyumbat sungai, mencemari lautan dan membahayakan satwa liar.

"Saat terurai menjadi bagian-bagian yang semakin kecil, menyusup ke setiap sudut Bumi dari puncak Gunung Everest, hingga ke kedalaman laut, dari otak manusia hingga ASI manusia," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (5/6/2025). 

Oleh karena itu, diperlukan gerakan perubahan yang mendesak dan meningkatkan keterlibatan masyarakat dunia untuk mengatasi polusi plastik. Dunia membutuhkan perjanjian yang ambisius, kredibel dan adil, yang mencakup siklus hidup plastik melalui perspektif ekonomi sirkular yang memperhatikan kebutuhan komunitas dan selaras dengan tujuan lingkungan hidup yang lebih luas. Selain itu, dapat diimplementasikan secara cepat dan menyeluruh.

"Langkah-langkah menuju penggunaan kembali dan akuntabilitas yang lebih besa dan kebijakan untuk mengurangi plastik sekali pakai dan meningkatkan pengelolaan limbah," katanya. 

Dia mendesak agar dunia bergerak lebih jauh dan lebih cepat untuk merumuskan perjanjian global baru guna mengakhiri polusi plastik pada Agustus 2025. Adapun Dalam dua bulan, negara-negara akan bersatu untuk menyusun perjanjian global baru guna mengakhiri polusi plastik.

"Kita membutuhkan perjanjian yang ambisius, kredibel, dan adil tahun ini. Salah satu yang mencakup siklus hidup plastik, melalui perspektif ekonomi sirkular, yang menanggapi kebutuhan masyarakat dan sejalan dengan tujuan lingkungan yang lebih luas, tujuan pembangunan berkelanjutan, dan seterusnya, dan dilaksanakan dengan cepat dan menyeluruh," tuturnya. 

Dia juga mendesak para negosiator untuk kembali ke perundingan pada bulan Agustus dengan tekad untuk membangun jalan bersama melalui perbedaan mereka dan memberikan perjanjian yang dibutuhkan dunia. 

"Bersama-sama, mari kita akhiri momok polusi plastik dan membangun masa depan yang lebih baik untuk kita semua," ucapnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper