Bisnis.com, JAKARTA — Siprus telah menerima 13 unit desalinasi dari Uni Emirat Arab yang dikirimkan secara gratis untuk membantu pulau tersebut mengatasi kekurangan air yang parah menjelang musim pariwisata. Pasalnya, musim pariwisata membutuhkan banyak air.
Siprus memiliki empat pabrik desalinasi besar dengan kapasitas produksi air harian gabungan sekitar 220.000 meter kubik.
Menteri Pertanian Siprus Maria Panayiotou mengatakan UEA akan memasoknya dengan 14 unit desalinasi bergerak berdasarkan kesepakatan bilateral, yang akan meningkatkan kapasitas produksi hariannya sekitar 15.000 meter kubik.
Meskipun unit bergerak merupakan tambahan yang berharga dalam mengatasi krisis air, namun situasi ini tetap menantang.
"Ini seharusnya tidak membuat kita berpuas diri. Orang-orang harus tetap menggunakan air dengan hemat," ujarnya dilansir Reuters, Selasa (27/5/2025).
Meskipun Siprus memiliki jaringan waduk yang luas, namun negara itu semakin bergantung pada desalinasi dalam beberapa dekade terakhir untuk mengimbangi menurunnya curah hujan. Hingga Senin 26 Maret 2025, 18 waduk terbesar di negara itu hanya terisi 21,7%. Sejauh ini, Siprus memiliki empat pabrik desalinasi besar dengan kapasitas produksi air harian gabungan sekitar 220.000 meter kubik.
Baca Juga
Adapun isu kelangkaan air telah menjadi isu yang sangat serius di Siprus dan telah masuk pada pembahasan Parlemen Eropa (EP). Lembaga itu telah secara terus menerus membahas solusi manajemen dan investasi pengelolaan air di pulau berbahasa Yunani itu.
Laporan ini juga diperkuat kategorisasi PBB yang menyebut suatu negara mengalami tekanan air ketika sumber daya air tahunannya turun di bawah 1700 meter kubik per penduduk. Pasalnya, berdasarkan hal ini, Siprus mengalami tekanan air kronis, sehingga memerlukan langkah-langkah lebih lanjut.