Bisnis.com, JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan masih berupaya memadamkan sejumlah titik kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Sumatra dalam beberapa hari terakhir.
Dalam pernyataan pada Rabu (16/7/2025), Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengemukakan BNPB mendapatkan laporan mengenai kejadian karhutla baru di Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Riau.
"Karhutla terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota di Provinsi Sumatra Barat, pada Selasa 15 Juli. Titik api berada di Nagari Andaleh Kecamatan Luak. Luas lahan terbakar mencapai tiga hektare. Hingga kemarin malam, api belum dapat dipadamkan seluruhnya, BPBD telah mengerahkan personel dan kendaraan pemadam api ke lokasi terdampak," jelasnya, dikutip dari Antara.
Tidak hanya itu, jelasnya, karhutla di Kabupaten Toba Sumatra Utara juga belum dapat dikendalikan hingga Selasa (15/7/2025). Kondisi itu dilatarbelakangi akses terjal yang tidak dapat dilalui kendaraan pemadam api.
"Titik karhutla hanya dapat dijangkau dengan berjalan kaki. Di samping itu, pengambilan air untuk pemadaman mempersulit penanganan di lapangan. Kejadian ini berada di Desa Silalahi Pagar Batu Kecamatan Balige. BPBD Kabupaten Toba mencatat luas lahan terdampak mencapai empat hektare," jelasnya.
Lokasi karhutla selanjutnya berada di Kepulauan Rantau Bais Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rohil di Riau, yang berdampak pada lahan seluas lima hektare. Sisanya teridentifikasi di Desa Petani Kecamatan Bathin Solapan Kabupaten Bengkalis.
Baca Juga
Terpisah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatra Utara mencatat 80 kejadian karhutka di provinsi itu periode Januari–Juli 2025.
Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumut Sri Wahyuni Pancasilawati mengatakan kebakaran hutan dan lahan itu tersebar di 21 kabupaten/kota.
"Januari–Juli 2025 total kebakaran hutan dan lahan sebanyak 80 kejadian. Luas yang terdampak 1.804,95 hektare," ujar Sri Wahyuni, di Medan, Rabu (16/7/2025).
Menurut data BPBD Sumut, Kabupaten Samosir merupakan daerah terbanyak yang mengalami karhutla, dengan total 12 kejadian selama Januari–Juli 2025.
Lalu disusul Kabupaten Tapanuli Tengah dengan 10 kejadian, Kabupaten Toba dengan sembilan kejadian, Kabupaten Karo sebanyak delapan kejadian karhutla dan Kabupaten Padang Lawas Utara sebanyak tujuh karhutla.
"Kota Sibolga lima kejadian, kemudian Kabupaten Langkat dan Simalungun masing-masing empat kejadian," kata dia.
Dari laporan BPBD Sumatra Selatan, jumlah kejadian karhutla yang terpantau selama periode 2025 yang berakhir pada 14 Juli 2025 mencapai 33 kasus.
Kepala Pelaksana BPBD Sumsel M Iqbal Alisyahbana mengemukakan 33 kejadian kebakaran tersebut berimbas pada terbakarnya area seluas 43,08 hektare.
Dari total kejadian itu, karhutla paling banyak terjadi di Ogan Ilir, yakni sebanyak 26 kejadian. Kecamatan Indralaya Utara menjadi wilayah paling sering karhutla selanjutnya dengan total kejadian 11 kasus.
Lalu, Kecamatan Pemulutan Barat dan Pemilutan masing-masing empat kejadian, Indralaya dan Payaraman dua kejadian. Sisanya satu kejadian di Rambang Kuang, Muara Kuang dan Tanjung Batu.
"Kejadian karhutla juga sudah terjadi di Muba dan PALI masing-masing dua kejadian. Sedangkan, Kabupaten Lahat, Ogan Komering Ilir dan Kota Prabumulih masing-masing satu kejadian," katanya.
Dia mengatakan upaya mitigasi dan antisipasi terus dilakukan agar kejadian karhutla bisa diminimalisir. Pemantauan terhadap wilayah-wilayah rawan juga dilakukan secara harian oleh BPBD di daerah.
Antisipasi karhutla melalui pembasahan lahan di beberapa wilayah gambut dengan operasi modifikasi cuaca (OMC) juga sudah dilakukan dalam beberapa hari terakhir. Namun, BPBD Sumsel kembali mengusulkan perpanjangan waktu OMC setelah pelaksanaan 5 hari.