Bisnis.com, JAKARTA — Mobil dan truk listrik di Amerika Serikat (AS) akan menanggung biaya tarif lebih besar daripada kebanyakan mobil lainnya. Mobil akan mengalami lonjakan harga yang lebih besar untuk tenaga listrik.
Sebaliknya, produsen mobil diprediksi akan memilih untuk mengenakan biaya impor pada label harga mesin yang bersedia dibayar lebih mahal oleh pengemudi termasuk mobil dan truk berbahan bakar gas buatan Amerika.
Profesor dan Pakar Rantai Pasokan American University Frank DuBois mengatakan produsen mobil akan menjadi kreatif.
"Jika kami menyebarkan tarif ini ke seluruh lini mobil kami, itu tidak akan terlalu menyakitkan bagi konsumen," ujarnya dilansir Bloomberg, Kamis (15/5/2025).
Dengan tarif sebesar 25% yang diberlakukan pemerintahan Trump untuk kendaraan impor dan tarif tambahan untuk baja, aluminium, dan suku cadang, maka para produsen kendaraan listrik mencoba berupaya menghindari kenaikan harga. Adapun kenaikan harga untuk menutup biaya tarif yang tidak ada hubungannya dengan mobil-mobil tertentu yang dikenai pungutan baru.
Penjualan kendaraan listrik telah pesat di AS tetapi mobil dan truk bertenaga baterai sudah mahal dibandingkan dengan mesin pembakar gas. Sekitar 35% kendaraan listrik yang dijual di AS tahun lalu diimpor termasuk Mustang Mach-E Ford yang populer. Sementara itu, baterai komponen termahal dari semua kendaraan listrik, masih sulit ditemukan di AS. Pasalnya, hampir 70% baterai pada kendaraan listrik AS berasal dari China dan terlibat dalam perang dagang Trump.
Baca Juga
"Karena margin keuntungan untuk kendaraan listrik masih ketat (atau negatif), kenaikan harga mungkin terjadi pada kendaraan lain," katanya.