Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BMKG Modifikasi Cuaca di Riau untuk Cegah Karhutla

Modifikasi cuaca dilakukan selama 1–7 Mei 2025 di provinsi Riau untuk mencegah potensi kebakaran hutan dan lahan
Foto udara asap membumbung tinggi dari kebakaran lahan gambut di Desa Jungkal, Kecamatan Pampangan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Selasa (19/9/2023). Lahan gambut tersebut terbakar sejak Kamis (31/8). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Foto udara asap membumbung tinggi dari kebakaran lahan gambut di Desa Jungkal, Kecamatan Pampangan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Selasa (19/9/2023). Lahan gambut tersebut terbakar sejak Kamis (31/8). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC) selama 1–7 Mei 2025 di provinsi Riau untuk mencegah potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kawasan gambut di Riau memang tergolong rawan kebakaran memasuki musim kemarau.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa OMC bertujuan mempercepat turunnya hujan sehingga membasahi dan menjaga kelembaban lahan gambut. Hal ini penting karena lahan gambut yang mengering sangat mudah terbakar dan sulit dipadamkan.

“Bahkan tanpa aktivitas pembakaran, lahan gambut tetap berpotensi terbakar karena angin kencang dan gesekan ranting saat musim kemarau. Karena itu, mitigasi harus dilakukan sebelum munculnya api,” kata Dwikorita dalam siaran pers, Selasa (6/5/2025).

Dwikorita mengatakan bahwa 10 kabupaten/kota di Riau telah menetapkan status siaga darurat karhutla, menyusul munculnya 144 titik panas (hotspot) dan terbakarnya 81 hektare (ha) lahan. OMC ditujukan untuk mencegah perluasan kebakaran dengan membasahi area gambut secara menyeluruh dan merata.

Hingga 4 Mei 2025, sebanyak 3,2 ton garam (NaCl) telah disemai dalam empat sorti penyemaian. Total waktu terbang mencapai 8 jam 33 menit dan menyasar awan-awan potensial yang mampu menghasilkan hujan.

Dwikorita menerangkan wilayah target OMC difokuskan pada pesisir timur bagian utara dan selatan provinsi Riau. Kawasan ini merupakan area dengan sejarah kebakaran tinggi.

Berdasarkan sistem early warning BMKG, musim kemarau di Indonesia, termasuk Riau, telah dimulai sejak April dan diprediksi mencapai puncaknya antara Juni hingga Agustus 2025. Provinsi Riau sendiri mengalami dua kali musim kemarau dalam setahun, yakni Februari–Maret dan Mei–September, sehingga berisiko menghadapi karhutla dengan frekuensi lebih tinggi dibanding wilayah lain.

“Potensi kekeringan dan karhutla pada Mei hingga September 2025 diperkirakan meningkat akibat anomali suhu permukaan laut di samudra Pasifik dan wilayah barat Indonesia. Karena itu, diperlukan intervensi melalui OMC untuk menjaga kelembaban gambut dan mencegah kebakaran sebelum musim kemarau mencapai puncaknya,” jelas Dwikorita.

Sementara itu, Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa sejak 2015, paradigma OMC telah berubah dari sekadar respons pemadaman menjadi langkah mitigasi dan pencegahan dini.

Strategi ini disebutnya terbukti efektif. Data menunjukkan jumlah titik panas nasional menurun tajam dari 8.168 titik pada 2019 menjadi hanya 499 titik pada 2023 atau berkurang 93,9%. Luas lahan yang terbakar juga turun dalam kurun yang sama, yakni dari 90.550 ha menjadi 7.267 ha.

“Dengan kondisi cuaca yang masih relatif mendukung pembentukan awan hujan, OMC diharapkan mampu menekan jumlah hotspot dan mengurangi risiko kebakaran gambut yang biasa terjadi pada pertengahan hingga akhir musim kemarau,” kata Seto.

Seto menambahkan bahwa pelaksanaan OMC di Riau merupakan hasil kolaborasi antara BMKG, BNPB, TNI Angkatan Udara, operator swasta, dan sejumlah pemangku kepentingan. Operasi ini menggunakan pesawat Cessna Caravan 208B yang telah dimodifikasi khusus untuk penyemaian awan.

Selama pelaksanaan, BMKG terus melakukan pemantauan cuaca dan dinamika atmosfer secara harian. Data ini menjadi dasar penentuan waktu dan lokasi penyemaian yang tepat, efisien, dan berbasis sains.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper