Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelaku Usaha Didorong Kelola Sampah Demi Pariwisata Berkelanjutan

Pengelolaan sampah di destinasi wisata merupakan fondasi utama dalam menghadirkan destinasi yang nyaman dan lestari.
Pemandangan sunset di Pantai Sungai Nipah, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, Jumat (27/12/2024). Bisnis/Muhammad Noli Hendra
Pemandangan sunset di Pantai Sungai Nipah, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, Jumat (27/12/2024). Bisnis/Muhammad Noli Hendra

Bisnis.com, JAKARTA — Destinasi pariwisata didorong menerapkan pengelolaan sampah berbasis reduce, reuse, recycle (3R) sejak Agustus 2024 sebagai wujud nyata dalam menghadirkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.

Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa mengatakan pengelolaan sampah di destinasi wisata merupakan fondasi utama dalam menghadirkan destinasi yang nyaman dan lestari. Pengelolaan sampah yang terorganisir akan membawa pengaruh baik bagi keberlanjutan dan citra pariwisata Indonesia secara global.

"Sebagai destinasi nasional dan global, Danau Toba dapat menjadi teladan bagi desa-desa lainnya. Karena tidak hanya menjaga keberlanjutan lingkungan, namun juga bermanfaat bagi masyarakat khususnya sektor pariwisata dan pertanian," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (6/5/2025). 

Menurutnya, pengelolaan sampah menjadi krusial untuk diatasi agar sektor pariwisata dapat terus berkembang dan berdaya bersama dengan masyarakat. 

Dia mencontohkan pengelolaan sampah di Desa Wisata Hariara Pohan yang menginisiasi gerakan aksata pangan dan roda hijau untuk mengembangkan mesin pengolah sampah phirolisis sehingga masyarakat bisa mengolah sampah plastik. Sampah yang diterima diolah menjadi salah satu bahan bernilai ekonomis tinggi, yakni bahan bakar minyak (BBM) berupa solar yang dapat digunakan untuk menghidupkan mesin diesel. Hal ini dilakukan sebagai upaya menjaga dan mengurangi tercemarnya destinasi dengan sampah plastik.

Mulanya sampah plastik dikumpulkan dari sejumlah desa, kemudian sampah tersebut dipilah sesuai dengan jenis plastiknya, setelah itu dicacah menggunakan mesin pencacah untuk memudahkan proses pengolahan sampah melalui tabung reaktor.

Hingga kini, Desa Wisata Hariara Pohan sudah mandiri dalam memproses sampah plastiknya. Adapun sudah mengelola sampah hampir 7.000 kg dengan jumlah solar yang sudah dihasilkan mencapai lebih dari 200 liter. Hasil solar ini dirasakan secara langsung manfaatnya oleh masyarakat utamanya kelompok tani.

Jumlah solar yang dihasilkan juga tergantung dengan jenis plastiknya. Biasanya untuk jenis plastik minuman gelasan dengan sebanyak 20 kg dapat menghasilkan hingga 24 liter. Sementara, untuk sampah plastik jenis kantong plastik, hanya menghasilkan 18 liter.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper