Bisnis.com, JAKARTA — Inggris disebut tidak siap menghadapi dampak perubahan iklim yang makin memburuk seperti banjir dan suhu panas ekstrem.
Ketua Komite Adaptasi Komite Perubahan Iklim (CCC) Julia King mengatakan Inggris dilanda banjir besar tahun lalu yang menyebabkan gangguan perjalanan dan kerusakan rumah. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami gelombang panas, kekeringan, dan kebakaran hutan.
"Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah melihat bahwa negara ini tidak siap menghadapi dampak perubahan iklim. Kita tahu bahwa akan ada hal yang lebih buruk, dan kita belum siap, bahkan di banyak bidang, kita bahkan tidak berencana untuk siap," ujarnya dilansir Reuters, Rabu (30/4/2025).
Adapun sepanjang 2024 menjadi tahun terpanas secara global yang pernah tercatat dengan perubahan iklim yang mendorong suhu planet ke tingkat yang belum pernah dialami oleh manusia modern dan membuat peristiwa cuaca ekstrem lebih sering dan parah.
Komite adaptasi CCC meninjau kemajuan negara dalam beradaptasi dengan perubahan iklim setiap dua tahun dan membuat laporan ke parlemen. Dalam laporan terbarunya, naiknya permukaan laut yang disebabkan oleh perubahan iklim dapat meningkatkan jumlah rumah yang berisiko banjir menjadi 8 juta pada 2050 dari 6,3 juta saat ini.
Kematian akibat panas dapat melebihi 10.000 per tahun di tahun 2050 naik dari sekitar 3.000 pada 2022, ketika negara Inggris mengalami rekor suhu di atas 40 derajat Celsius.
Baca Juga
Laporan tersebut juga menyatakan bahwa lebih dari separuh lahan pertanian berkualitas tinggi di Inggris sudah berisiko banjir dan proporsi ini akan meningkat seiring waktu.
Komite merekomendasikan penetapan target adaptasi yang lebih baik dan peningkatan koordinasi lintas pemerintah untuk mempertimbangkan dampak iklim pada bidang-bidang seperti infrastruktur dan sistem kesehatan yang didanai negara.