Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Masif Implementasi Baterai Penyimpanan di Proyek EBT Mulai 2035

Kementerian ESDM menargetkan implementasi besar-besaran battery energy storage system (BESS) di proyek energi terbarukan atau EBT mulai 2035.
Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Andriah Feby Misna dalam acara China International Energy Storage (EESA) Summit 2025 di Jakarta, Selasa (29/4/2025)./Bisnis-Mochammad Ryan H
Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Andriah Feby Misna dalam acara China International Energy Storage (EESA) Summit 2025 di Jakarta, Selasa (29/4/2025)./Bisnis-Mochammad Ryan H

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan implementasi besar-besaran battery energy storage system (BESS) mulai 2035.

BESS merupakan sistem yang memungkinkan menyimpan energi dalam baterai untuk digunakan nanti. Penyimpanan ini khususnya untuk energi baru terbarukan (EBT) seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
 
BESS berperan penting dalam transisi energi dan membantu menstabilkan pasokan listrik, terutama saat menggunakan energi terbarukan yang bersifat fluktuatif.

Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengatakan, adopsi BESS telah dituangkan dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

"Target sistem penyimpanan energi ditetapkan mencapai 34 gigawatt pada tahun 2060 dengan implementasi dimulai secara besar-besaran pada tahun 2035," katanya dalam acara China International Energy Storage (EESA) Summit 2025 di Jakarta, Selasa (29/4/2025).

Feby menjelaskan, pertumbuhan pesat itu didorong oleh sifat BESS yang ringkas dan keterbatasan geografisnya yang minimal. Oleh karena itu, BESS dinilai serbaguna untuk berbagai aplikasi.

"BESS cocok untuk digunakan dalam microgrid karena memiliki waktu respons yang cepat, banyak pilihan pengiriman, dan juga relatif mudah untuk dipasang," ucapnya.

Dia menuturkan, untuk tahap pertama BESS akan digunakan untuk menyimpan energi tenaga surya. Sebab, di beberapa pulau di Indonesia hanya memiliki akses energi beberapa jam saja.

Menurutnya, dengan BESS, listrik dari tenaga surya dapat digunakan selama 24 jam. Ini khususnya untuk masyarakat di daerah terpencil.

"Untuk tahap kedua, kita juga akan mempertimbangkan sumber daya lain seperti biomassa, energi angin, dan lainnya," imbuh Feby.

Selama ini, PT PLN (Persero) dan anak usahanya telah berkolaborasi dengan perusahaan lain untuk mengembangkan BESS.

Salah satunya seperti proyek BESS 5 MW bersama Indonesia Battery Coorporation (IBC) dan proyek BESS 14,2 MWh untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper