Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengintip Emisi Pembiayaan BCA (BBCA), dari Sektor Mana Saja?

Total emisi gas rumah kaca (GRK) yang timbul dari aktivitas pembiayaan BCA pada 2023 mencapai 28,9 juta ton setara CO2
Pekerja beraktivitas di dekat logo Bank BCA di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Pekerja beraktivitas di dekat logo Bank BCA di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau BCA untuk pertama kalinya mulai melaporkan emisi pembiayaan dalam laporan keberlanjutan perusahaan 2024. Laporan tersebut mengungkap bahwa total emisi gas rumah kaca (GRK) yang timbul dari aktivitas pembiayaan perusahaan pada 2023 mencapai 28,9 juta ton setara karbon dioksida (CO2).

“Kami mulai menghitung emisi GRK yang berasal dari aktivitas pembiayaan di 2024 serta menerapkan Climate Risk Management and Scenario Analysis (CRMS) untuk mendukung aksi iklim dan target Pemerintah menuju Net Zero Emissions (NZE) 2060,” ujar Presiden Direktur Jahja Setiaatmadja dalam pesan pembuka Laporan Keberlanjutan 2024 yang dirilis pertengahan Februari 2024.

CRMS sendiri memuat enam sektor prioritas yang telah ditentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan kategori sektor Antasena. Analisis ini mencakup lebih dari 50% outstanding kredit produktif perusahaan pada 2023, dan meliputi mayoritas dari total emisi pembiayaan absolut perusahaan.

Adapun total emisi pembiayaan BCA sepanjang 2023 yang mencapai 28,9 juta ton setara CO2 mayoritas disumbang oleh industri pengolahan dengan emisi menembus 23,3 juta ton CO2 ekuivalen. Intensitas emisi sektor ini berada di angka 0,13 ton CO2 ekuivalen per juta rupiah. Artinya, setiap juta rupiah yang dihasilkan dari aktivitas perusahaan yang dibiayai menghasilkan 0,13 ton emisi.

Emisi pembiayaan absolut sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menempati peringkat kedua terbesar dengan volume mencapai 2,1 juta ton CO2 ekuivalen, sementara intensitas emisi di angka 0,06 ton setara CO2 per juta rupiah.

Selanjutnya sektor pertambangan di peringkat ketiga dengan emisi pembiayaan absolut mencapai 1,7 juta ton CO2 ekuivalen. Disusul oleh sektor pengangkutan dan pergudangan sekitar 800.000 ton CO2 ekuivalen dan sektor konstruksi sebesar 600.000 ton setara CO2.

Sementara itu, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin merupakan penyumbang emisi pembiayaan paling kecil dengan volume sekitar 400.000 ton CO2 ekuivalen.

BCA sendiri menjadi salah satu dari tujuh bank yang menandatangani komitmen dukungan NZE Indonesia bersama OJK. Pada 2024, emiten berkode saham BBCA itu melakukan analisis bottom-up Climate Risk Stress Testing (CRST) untuk menilai ketahanan perusahaan terhadap risiko iklim.

Adapun hasil CRST untuk 50% portofolio menunjukkan bahwa risiko kredit non performing loan (NPL) pada capital adequacy ratio (CAR) tetap memadai pada >20%.

Sebagai catatan, emisi yang dihasilkan BCA dari aktivitas operasionalnya untuk cakupan 1, 2, dan 3 mencapai 349.740 ton setara CO2 pada 2024. Volume itu lebih tinggi daripada 2023 sebesar 310.089 ton CO2 ekuivalen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper