Bisnis.com, JAKARTA — Aliran dana ke investasi berbasis keberlanjutan turun hingga 50% sepanjang 2024 di tengah meningkatnya sentimen anti environment, social and governance (ESG).
Perusahaan riset pasar Morningstar Sustainalytics menyebutkan aliran dana ke investasi berbasis keberlanjutan global merosot menjadi US$36 miliar pada 2024. Angka itu merupakan yang terendah sejak 2018 setelah memecahkan rekor pada 2021 di angka US$645 miliar. Sementara itu, pasar dana konvensional yang didorong oleh saham-saham AS justru mengalami lonjakan.
Morningstar Sustainalytics juga menyebutkan bahwa penutupan dana kelolaan ESG turut mewarnai tren investasi keberlanjutan pada 2024. Jumlah dana kelolaan yang ditutup bahkan melampaui peluncuran baru.
Aliran dana ke investasi berbasis ESG sempat menorehkan performa terbaiknya pada kuartal keempat 2024. Selama tiga bulan terakhir tahun lalu, total investasi yang masuk ke dana berbasis ESG mencapai US$18,5 miliar dan sebagian besar masuk ke dana pasif di Eropa.
Mengutip Reuters, investasi ESG kini menghadapi sejumlah tantangan setelah menarik minat besar pada awal kemunculannya. Menurut Morningstar Sustainalytics, tantangan tersebut mencakup kinerja yang buruk, regulasi ketat di Uni Eropa dan kampanye anti-ESG yang makin intens di Amerika Serikat.
Tahun lalu juga menjadi periode yang penuh gejolak bagi dana ESG. Suku bunga tinggi menghantam saham-saham energi bersih dan sektor hijau lainnya. Sementara itu, terpilihnya Donald Trump—yang skeptis terhadap kebijakan iklim—sebagai presiden AS menambah tekanan.
Baca Juga
Dalam beberapa hari pertamanya menjabat, Trump mulai mendorong kebijakan yang menentang ESG, seperti mengurangi dukungan terhadap keberagaman dan mendorong pertumbuhan industri bahan bakar fosil. Sebagai catatan, mayoritas portofolio ESG memiliki porsi kecil dalam saham energi karena profil emisi karbon yang tinggi.
Di Eropa, dana ESG masih mencatat arus masuk meskipun dalam laju yang lebih lambat dibandingkan pasar konvensional. Namun, di AS, investor justru menarik dana sebesar US$19,6 miliar dari investasi ESG sepanjang 2024, dengan kuartal keempat menandai sembilan kuartal berturut-turut aliran dana keluar.
Upaya regulator Eropa untuk menindak praktik greenwashing dalam investasi juga mendorong manajer aset untuk menutup, mengganti nama, atau bahkan menghapus mandat ESG dari produk mereka.
Morningstar mencatat terdapat 351 dana kelolaan berbasis ESG ditutup atau digabungkan sepanjang 2024, sementara 115 dana lainnya menghapus istilah ESG dari namanya. Morningstar memperkirakan antara 30% hingga 50% dana ESG akan mengalami rebranding sebelum pertengahan 2025 akibat aturan baru terkait penamaan dan pelabelan dana investasi.