Bisnis.com, JAKARTA — Rentokil Initial Indonesia, perusahaan di bidang pengendalian hama dan hygiene yang merupakan bagian dari Rentokil Initial PLC berkomitmen dalam menurunkan emisi karbon.
Untuk diketahui, Rentokil Initial PLC mendapatkan penilaian Environmental, Social, and Governance (ESG) risk rating 13,4 dengan kategori risiko rendah.
Managing Director Rentokil Initial Indonesia Heri Susanto mengatakan perusahaan memiliki komitmen dalam program sustainability dengan menganalisis semua aspek operasi, mulai dari tempat kerja sampai kepada proses supply chain untuk membangun budaya keberlanjutan di seluruh tahapan bisnis perusahaan. Ditargetkan pada 2040 mendatang Rentokil Initial dapat mencapai net zero carbon atau netral karbon di Indonesia.
Adapun komitmen dalam mengurangi emisi karbon dengan menggunakan teknologi pengendalian hama yang ramah lingkungan. Selain itu, dukungan dalam mengurangi emisi karbon juga dilakukan dengan pemangkasan penggunaan kertas, penghematan baterai, penggunaan motor listrik untuk operasional, dan penanaman pohon di Indonesia.
“Kami juga melakukan recycle dan reuse kembali limbah kaleng – kaleng pengendali hama, target kami bisa lebih cepat untuk bisa net zero carbon dari tahun 2040,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (20/1/2025).
Dia menuturkan komitmen untuk net zero carbon juga dituangkan dengan mengganti kendaraan operasional dari menggunakan bahan bakar fossil menjadi menggunakan battery electric vehicle (BEV).
Baca Juga
Adapun pada 2030, perusahaan menargetkan sebanyak 650 unit kendaraan roda empat dan 2.000 unit kendaraan roda dua yang digunakan sebagai kendaraan operasional dapat menggunakan tenaga listrik atau electric vehicle.
Menurutnya, dengan mengganti kendaraan listrik ini dapat turut serta menurunkan emisi karbon. Pasalnya, setiap 1 liter BBM menghasilkan 2,4 kilogram karbon dioksida ekuivalen (CO2e).
“Kalau kendaraan listrik ini tidak mengeluarkan emisi karbon dan tentu juga lebih hemat secara operasional. Kami targetkan 2030 bisa semua kendaraan listrik untuk operasional,” katanya.
Dia menilai penggunaan mobil listrik ini tidak hanya mengurangi emisi karbon secara signifikan tetapi juga memberikan efisiensi dalam operasional sehari-hari. Hal ini merupakan langkah konkret yang nyata dalam mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan sebagai komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan lingkungan.
Rentokil menggandeng perusahaan otomotif PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), authorized distributor kendaraan penumpang dan niaga ringan dari Mitsubishi Motors di Indonesia, dan PT Takari Kokoh Sejahtera (Mitsubishi HC Capital group) untuk mendukung penggunaan kendaraan operasional berbasis BEV Pilihan unit mobil dijatuhkan kepada minivan Mitsubishi L100 EV sebagai produk unggulan dari Mitsubishi Motors sebagai kendaraan niaga ringan BEV.
“Kerjasama dengan MMKSI dalam menghadirkan mobil listrik dari Mitsubishi Motors ini mendukung bisnis kami dalam menciptakan biaya operasional yang lebih efisien, sekaligus mendukung ekosistem ramah lingkungan. Langkah ini sejalan dengan misi Rentokil Initial dalam perjalanan kami menuju net zero carbon pada 2040. Ini baru 11 unit dahulu, harapannya di 2030 sebanyak 650 kendaraan operasional kami bisa menggunakan listrik,” tutur Heri.
Presiden Direktur PT MMKSI Atsushi Kurita menuturkan pihaknya mendukung penuh terhadap inisiatif keberlanjutan ini dengan berkomitmen menyediakan produk berkualitas tinggi dengan fitur inovatif yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan pelaku usaha industri modern.
“Kami siap mendukung terhadap keberlanjutan lingkungan dan memberikan dukungan terhadap kebutuhan layanan purna jual dari unit operasional Mitsubishi L100 EV yang digunakan. BEV ini full listrik diproduksi di Jepang, untuk di luar Jepang, Indonesia negara pertama memproduksi kendaraan operasional untuk ritel ini,” ujarnya.