Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan minyak dan gas pelat merah Indonesia, PT Pertamina (Persero) mengakuisisi 20% saham perusahaan energi terbarukan asal Filipina, Citicore Renewable Energy dengan nilai transaksi mencapai 6,70 miliar peso atau sekitar US$115 juta (setara Rp1,87 triliun).
Citicore dalam pengumuman pada Jumat (10/1/2025) mengumumkan bahwa akuisisi ini akan dilakukan melalui anak usaha Pertamina, PT Pertamina Power Indonesia (Pertamina New & Renewable Energy) atau Pertamina NRE.
Pertamina NRE nantinya akan mengakuisisi 2,23 miliar saham Citicore dengan harga 3 peso per saham, sesuai dengan kesepakatan yang telah dicapai.
Manajemen Citicore menyebutkan akuisisi ini sekaligus menandai investasi perdana Pertamina di Filipina. Berdasarkan riset BloombergNEF, Filipina menempati peringkat kedua sebagai pasar berkembang paling menarik untuk investasi energi terbarukan.
Melalui kerja sama kedua perusahaan, Pertamina NRE mendapatkan akses ke kemampuan Citicore dalam pengembangan proyek dan rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC).
Sementara itu, Citicore bakal memperoleh peluang untuk bermitra dengan Pertamina NRE dalam pengembangan proyek energi terbarukan di Indonesia. Hal ini sekaligus menjadi kesempatan bagi Citicore untuk berekspansi di kawasan Asia Tenggara.
Baca Juga
“Kemitraan dengan Pertamina NRE membuka peluang tanpa batas bagi Indonesia dan Filipina untuk berkolaborasi dalam teknologi dan praktik inovatif di sektor energi terbarukan. Hal ini juga memperluas panggung bagi kemampuan unik Citicore dari hulu ke hilir, dengan membuka pintu di Indonesia sembari terus mempercepat pengembangan kami di Filipina,” ujar Oliver Tan, Presiden dan CEO Citicore dalam siaran pers, dikutip Minggu (12/1/2025).
Adapun dana yang diperoleh dari perjanjian akuisisi ini akan digunakan untuk mengembangkan portofolio proyek energi terbarukan Citicore di seluruh Filipina. Hal ini sejalan dengan target perusahaan untuk menambah sekitar 1 gigawatt (GW) kapasitas energi hijau per tahun sebagai bagian dari roadmap 5 GW dalam 5 tahun.