Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apa Perbedaan Biodiesel, Biofuel dan Bioenergi?

Bioenergi, biofuel dan biodiesel, menjadi istilah yang banyak diperbincangkan. Sayangnya acapkali penerapan istilah tersebut campur aduk dan salah kaprah.
Biodiesel B40/Kementerian ESDM
Biodiesel B40/Kementerian ESDM

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia punya banyak potensi bioenergi yang bisa digali untuk mendukung transisi energi. Salah satu upaya konkretnya adalah mendorong produksi biofuel, salah satunya biodiesel. 

Bioenergi, biofuel dan biodiesel, menjadi istilah yang banyak diperbincangkan. Sayangnya acapkali penerapan istilah tersebut campur aduk dan salah kaprah. Berikut penjelasannya. 

Bioenergi

Melansir International Energy Agency (IEA), bioenergi merupakan energi yang diproduksi dari bahan organik. Seringkali dikenal sebagai biomassa. Bioenergi mengandung karbon yang diserap oleh tanaman melalui fotosintesis. 

Ketika biomassa ini digunakan untuk menghasilkan energi, karbon dilepaskan selama pembakaran dan dikembalikan ke atmosfer. Karena semakin banyak biomassa yang diproduksi, jumlah karbon yang diserap pun setara, sehingga bioenergi modern yang digunakan menjadi bahan bakar memiliki emisi mendekati nol. 

Bioenergi merupakan sumber energi terbarukan terbesar di dunia, yang mencakup hampir 55 persen energi terbarukan dan lebih dari 6 persen pasokan energi global. Bioenergi juga menyumbang hampir semua pertumbuhan bahan bakar terbarukan hingga 2030.

Adapun secara global, penggunaan bioenergi modern telah meningkat rata-rata sekitar 4 persen per tahun antara 2010 - 2023 dan terus meningkat.

Biofuel

Pemanfaatan bioenergi terbesar digunakan untuk biofuel. Bahan bakar ini memainkan peran yang sangat penting dalam dekarbonisasi transportasi dengan menyediakan solusi rendah karbon untuk sektor-sektor yang sulit dikurangi seperti truk, kendaraan pengiriman barang, dan penerbangan. Biofuel atau bahan bakar nabati (BBN) juga digunakan pada mesin yang sudah ada, dengan sedikit, atau tanpa modifikasi.

Adapun permintaan biofuel pada 2022 mencapai rekor tertinggi sebesar 4,3 exajoule (EJ) atau sekitar 170.000 juta liter, melampaui level yang terlihat pada 2019 (sebelum pandemi Covid-19).

Berdasarkan proyeksi IEA, pasar biofuel diproyeksikan tumbuh setiap tahunnya sebesar 20 persen, mencapai 58 juta metrik ton pada 2030, dari produksi biofuel 16,5 juta metrik ton pada 2023.

Pada 2030, diperkirakan sektor penerbangan dan pengiriman bakal menyumbang lebih dari 75 persen permintaan biofuel baru, dengan konsumsi rata-rata meningkat sebesar 30 persen. 

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat Indonesia sebagai negara produsen biofuel terbesar ketiga di dunia, di bawah Amerika Serikat, dan Brasil.

Di Indonesia, biofuel diproduksi dalam bentuk biodiesel dari sawit dan baru-baru ini dari tebu. Mengutip BP Statistical Review of World Energy 2022 menunjukkan bahwa kontribusi Amerika Serikat dalam produksi biofuel sebesar 40,2 persen pada 2021, sementara Brasil dan Indonesia berkontribusi masing-masing 21,5 persen dan 8,8 persen. 

Bahan bakar nabati di Tanah Air yang sudah lulus uji publik adalah program biodiesel 30 persen, 35 persen dan 40 persen. Selain biodiesel dikenal juga bioavtur. Bioavtur merupakan bahan bakar pesawat yang dibuat dari campuran avtur dan kelapa sawit 2,4 persen. 

PT Pertamina (Persero) dan Garuda Indonesia telah melaksanakan penerbangan komersil perdana menggunakan bahan bakar ramah lingkungan, Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau Bioavtur, pada Oktober 2023. 

Biodiesel

Biodiesel diproduksi dari bahan bakar nabati (biofuel) melalui proses transesterifikasi. Biodiesel merupakan alternatif yang lebih bersih dan berkelanjutan dibandingkan dengan diesel fosil konvensional, atau sering dikenal dengan solar. 

Melansir US Energy Information Administration, biodiesel merupakan salah satu biofuel pertama. Adapun penemu biodiesel adalah Rudolf Diesel, pada 1897, yang bereksperimen dengan menggunakan minyak sayur sebagai bahan bakar pada mesinnya. 

Biodiesel memenuhi spesifikasi American Society for Testing and Materials (ASTM) D6751 dan disetujui untuk dicampur dengan solar/sulingan minyak bumi. Di Amerika Serikat, bahan baku utama biodiesel meliputi lemak hewani dari pabrik pengolahan daging dan minyak goreng bekas (daur ulang) serta lemak kuning dari restoran. 

Di Indonesia, pemerintah bersiap menjalankan program B40 yang digadang-gadang dapat menghemat devisa hingga Rp147,5 triliun per tahun melalui pengurangan impor bahan bakar fosil. Kementerian ESDM memproyeksikan, program biodiesel B40 mampu menyerap 1,95 juta tenaga kerja di sektor on-farm dan lebih dari 14.000 orang di sektor off-farm. 

Pararel dengan penerapan B40, pemerintah juga mulai menyiapkan penerapan biodiesel 50% atau B50 yang ditargetkan berjalan pada 2026. Salah satu persiapan yang tengah dikaji adalah terkait perbaikan kadar air biodiesel.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper