Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan proporsi energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional mencapai 14,1% pada akhir 2024. Proyeksi ini masih jauh dari target yang dicanangkan pemerintah dalam Kebijakan Energi Nasional yakni sebesar 23% pada 2025.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiyani Dewi mengatakan, target bauran energi bersih itu ditopang oleh pemanfaatan panas bumi. Adapun, saat ini pemanfaatan EBT dalam bauran energi nasional baru mencapai 13,9%.
"Dengan commercial operation date [tanggal operasi komersial] dan SLO [sertifikat laik operasi] beberapa proyek panas bumi di bulan Desember ini diharapkan akan terjadi peningkatan bauran EBT hingga tercapai 14,1%," kata Eniya dalam acara peluncuran Global Hydrogen Ecosystem Summit and Exhibition 2025 (GHES 2025), Selasa (17/12/2024).
Eniya memerinci, beberapa proyek panas bumi yang diharapkan dapat beroperasi pada akhir tahun ini, antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sorik Merapi sebesar 41 megawatt (MW), yang telah memperoleh SLO pada 15 Desember, serta PLTP Salak Binari sebesar 15 MW, dan PLTP Ijen sebesar 45 MW.
"Dengan masuknya PLTP Sorik Merapi, yang terdiri dari 91 MW. 50 MW di antaranya sudah COD [commercial operation date] dan sisanya 41 MW tinggal menunggu amdal. Kami optimistis kontribusi bauran EBT akan meningkat secara signifikan," ujar Eniya.
Eniya juga menegaskan bahwa Presiden Republik Prabowo Subianto sangat fokus pada peningkatan proporsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang mendorong percepatan perizinan dan pengoperasian pembangkit energi terbarukan.
"Saya melihat potensi geothermal [panas bumi] masih sangat besar dan merupakan 'low hanging fruit' untuk mencapai lebih banyak COD, selain dari PLTS [pembangkit listrik tenaga surya] yang terus kami dorong. PLTS apung dan atap, serta pembangkit listrik tenaga air dan angin juga menjadi prioritas kami," kata Eniya.
"Sudah ada 2-3 perusahaan yang berencana melanjutkan investasi di sektor energi angin di Indonesia. Kami sudah meminta mereka untuk melakukan studi lebih lanjut," imbuhnya.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, hingga saat ini, kontribusi listrik yang dihasilkan dari panas bumi telah mencapai 5% dari total bauran energi nasional, atau sekitar 40% dari bauran EBT.
Sejak 2014, kapasitas terpasang PLTP telah meningkat sebesar 1,2 gigawatt (GW) sehingga total kapasitas terpasang panas bumi Indonesia kini mencapai 2,6 GW.
Hal ini setara dengan 11% dari total potensi panas bumi Indonesia, menjadikannya sebagai produsen listrik panas bumi terbesar kedua di dunia, dengan kontribusi sebesar 5,3% terhadap bauran energi nasional.
Adapun, hingga 2024 ini, pemerintah telah mengidentifikasi 362 titik potensi panas bumi dengan kapasitas total 23,6 GW. Selain itu, telah disiapkan sebanyak 62 wilayah kerja panas bumi dan 12 wilayah penugasan untuk survei pendahuluan dan eksplorasi panas bumi yang masih aktif hingga saat ini.
Jauh dari Target, Bauran Energi Terbarukan (EBT) RI Cuma 14% Tahun Ini
Kementerian ESDM memproyeksikan proporsi energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional mencapai 14,1% pada akhir 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Mochammad Ryan Hidayatullah
Editor : Denis Riantiza Meilanova
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
14 menit yang lalu
Ada yang Masuk & Borong Jumbo Saham PGAS Jelang Tutup 2024
1 jam yang lalu