Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerbitan Obligasi Terkait Keberlanjutan Turun 46% Secara Global

Penghimpunan dana melalui penerbitan SLB hanya mencapai US$37,6 miliar sepanjang 2024 atau turun 46% secara tahunan
Ilustrasi obligasi hijau atau green bonds
Ilustrasi obligasi hijau atau green bonds

Bisnis.com, JAKARTA – Transaksi obligasi terkait keberlanjutan (sustainability-linked bond/SLB) mengalami penurunan pada 2024. Performa ini menimbulkan pertanyaan mengenai prospek pasar SLB ke depan.

Data Bloomberg Intelligence memperlihatkan bahwa penghimpunan dana melalui penerbitan SLB hanya mencapai US$37,6 miliar sepanjang 2024. Angka itu turun 46% dibandingkan dengan 2023.

Penurunan terdalam terlihat di pasar surat berharga Amerika Serikat, seiring dengan kekhawatiran atas kebijakan presiden terpilih Donald Trump yang cenderung anti-iklim dan menjauh dari aspek environment, social, and governance (ESG).

Di sisi lain, SLB yang merupakan surat utang yang diterbitkan untuk menggalang dana terkait target ESG, menghadapi tuduhan greenwashing. Para penerbit dan investor juga kesulitan melacak pencapaian target keberlanjutan.

“Pasar ini tampaknya akan perlahan memudar,” ujar Xuan Sheng Ou Yong, pemimpin obligasi keberlanjutan untuk Asia-Pasifik di BNP Paribas Asset Management, dikutip Bloomberg, Rabu (11/12/2024).

Menurutnya, investor kesulitan untuk melacak indikator kinerja dan bagaimana target dicapai. Sementara itu, green bonds atau obligasi hijau memungkinkan proses pemenuhan target (due diligence) yang lebih mudah.

Bloomberg mencatat penggalangan dana dari penerbitan SLB tahun ini menjadi yang terendah sejak 2020. Pasar Amerika Serikat yang sebelumnya terkenal sebagai salah satu yang paling aktif juga tak mencatatkan transaksi sepanjang 2024.

“Permintaan terhadap SLB memang tidak besar. Kami juga tidak gencar menawarkan ke klien kami. Sampai saat ini masih menjadi tanda tanya apa sebenarnya manfaat obligasi terkait keberlanjutan bagi penerbit,” kata kepala keuangan keberlanjutan untuk Asia-Pasifik di ING Groep NV Martijn Hoogerwerf.

Sebagai gantinya, Hoogerwerf mengatakan perusahaan lebih memilih menerbitkan green bonds atau sustainability-linked loans yang ditangani secara privat antara bank dan penerbit.

Terlepas dari performa SLB yang turun, segmen pasar lainnya justru menunjukkan kinerja yang lebih baik. Penerbitan seluruh utang berkelanjutan — termasuk obligasi dan pinjaman dengan label hijau, sosial, berkelanjutan, dan transisi — meningkat menjadi lebih dari US$1,49 triliun tahun ini, melampaui total 2023 dan mengakhiri penurunan selama dua tahun berturut-turut.

Penggalangan dana melalui penerbitan green bonds sendiri diperkirakan mencapai US$685 miliar tahun ini, dengan emisi terbesar berasal dari Amerika Serikat. Sebaliknya, penerbitan SLB turun hampir 90% di Amerika, sekitar 30% di kawasan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, serta 8% di Asia Pasifik. Untuk pertama kalinya, total penerbitan SLB di Asia melampaui Amerika.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper