Bisnis.com, JAKARTA — Emiten kelapa sawit PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) berupaya mengembangkan mekanisme pengurangan emisi dengan berpegang pada pedoman ESG (Environment, Social and Governance).
Head of Business Process PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. Airlangga Djati mengatakan bahwa semenjak 2019 perseroan sudah menerapkan komitmen nol deforestation.
"Semenjak 2019 kita sudah punya deforestation commitment. Jadi kami stop ada tambahan emisi, kami replanting (proses peremajaan kelapa sawit) saja saat ini," katanya saat ditanyai Bisnis di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (5/12/2024).
Dia mengatakan bahwa salah satu sumber emisi dari perusahaan sampai saat ini adalah dari limbah cair kelapa sawit.
"Kami di salah satu perusahaan yang di Belitung sudah ada mekanisme menangkap gas mengurangi emisi yang keluar sekaligus juga menghasilkan energi," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa penerapan mekanisme tersebut bisa terus berkembang dan akan lebih jelas penerapannya nanti di 2025.
Baca Juga
"Kami lihat bisa juga menjadi compress gas suatu saat nanti dan kami juga melihatnya bisa di daerah lain dan itu lebih jelasnya nanti di 2025. Itu rencana kami ke depan," ucapnya.
Kemudian, dia mengungkapkan bahwa dari sisi area, ANJT sampai saat ini memiliki jumlah area konservasi yang lebih banyak dibandingkan area produksi.
Dia mengatakan bahwa bentuk komitmen nol deforestasi adalah sebenarnya area konservasi tersebut harus ada yang mengelola dan jelas dari sisi kepemilikannya.
Menurutnya, karena properti publik yang tidak jelas pemiliknya akan cenderung dieksploitasi. Perseroan mengaku berkomitmen untuk terus maintenance area konservasi tersebut.
Untuk diketahui, secara kinerja PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) mencetak kenaikan laba bersih sebesar 145,61% hingga kuartal III/2024. Laba bersih ANJT sebesar Rp23,6 miliar hingga kuartal III/2024 dari sebelumnya Rp9,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Adapun pendapatan ANJT turun tipis 5,13%, dengan pendapatan sebesar Rp2,65 triliun hingga kuartal III/2024 dari sebelumnya Rp2,79 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan ANJT ditopang oleh peningkatan penjualan inti sawit sebesar 19,1% menjadi Rp267,8 miliar hingga kuartal III/2024, dari Rp224,7 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Lalu penjualan cangkang sawit juga meningkat 45,2% menjadi Rp14,4 miliar hingga kuartal III/2024 dari Rp9,9 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Adapun penjualan minyak sawit mentah ANJT menurun 8,6% menjadi Rp2,27 triliun hingga kuartal III/2024 dari sebelumnya Rp2,48 triliun pada periode yang sama tahun lalu.