Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia telah memasang target nol bersih emisi karbon atau net zero emission pada 2050. Pelaku pasar modal Indonesia, termasuk anggota bursa seperti PT CGS International Sekuritas Indonesia pun kian gencar menerapkan prinsip berkelanjutan.
Sebagaimana diketahui, pemerintahan baru di bawah Presiden RI Prabowo Subianto menargetkan Indonesia bisa mencapai target net zero emission sebelum 2050. Target tersebut lebih cepat 10 tahun dari target pemerintahan sebelumnya, yaitu emisi nol pada 2060.
Seiring dengan langkah tersebut, pasar modal Indonesia kian bergeliat terlibat dengan menerapkan prinsip berkelanjutan alias environmental, social, dan governance (ESG). Hal ini pun seiring dengan prospek investasi berbasis ESG yang kian menjanjikan di pasar modal Indonesia. International Finance Corporation (IFC) mengestimasi terdapat lebih dari US$23 triliun peluang investasi pada sektor hijau dan terkait iklim.
Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan seiring dengan geliat pemerintah serta peluang pasarnya, BEI pun turut mendorong hadirnya produk terkait ESG di pasar modal Indonesia.
"Jadi, terkait produk inisiatif di pasar modal, ada beberapa produk ESG dan produk hijau dalam memberikan alternatif, investasinya ESG oriented," ujar Kautsar dalam Mangrove Project – Untuk SATU Bumi oleh CGS International Sekuritas Indonesia pada Sabtu (30/11/2024).
Di antara produk investasi di pasar modal terkait ESG adalah obligasi hijau. "Selain itu, sudah banyak manajer investasi issue ETF, reksa dana terkait ESG," ujar Kautsar.
Baca Juga
Kemudian, terdapat lima indeks ESG di BEI yaitu SRI-KEHATI, IDXESGL, ESGQKEHATI, ESGSKEHATI, dan IDXLQ45LC yang dijadikan acuan bagi investor. "Ke depannya, BEI fokus meningkatkan kualitas keterbukaan dalam keberlanjutan," ujarnya.
BEI pun turut mendorong anggota bursa terlibat dalam menjalankan prinsip keberlanjutan, terutama dalam mendorong nol emisi bersih pada 2050.
Salah satu anggota bursa yakni CGS International Sekuritas Indonesia pun bergeliat menerapkan prinsip berkelanjutan, serta terlibat dalam upaya nol bersih emisi pada 2050. Presiden Direktur CGS International Sekuritas Indonesia Lim Kim Siah mengatakan pada tahun ini, CGS International Sekuritas misalnya menggelar Mangrove Project – Untuk Satu Bumi.
Tahun ini CGS International Sekuritas Indonesia melakukan penanaman sebanyak 2.500 bibit pohon mangrove di lima tempat di Indonesia yakni Tangerang (Tanjung Pasir Perhutani), Jakarta (Pulau Untung Kepulauan Seribu), Semarang (Pantai Mangunharjo), Kalimantan Barat (Mempawah), dan Sulawesi Utara (Likupang).
Proyek tersebut melanjutkan proyek pada tahun-tahun sebelumnya, di mana CGS International Sekuritas telah menanam lebih dari 6.000 mangrove pada 2022 dan 2023. Alhasil, saat ini total mangrove yang telah ditanam sebanyak 8,600 bibit, di tujuh provinsi. Dalam menggelar Mangrove Project – Untuk Satu Bumi tahun ini, CGS menggaet NGO Seasoldier.
Lim mengatakan proyek tersebut diharapkan membantu target Indonesia untuk menurunkan emisi karbon dan mencapai ketahanan lingkungan yang berkelanjutan dengan lebih cepat tercapai.
"Kami berharap dengan langkah ini dapat ikut menggerakkan perusahaan lainnya untuk terus menjalankan ESG, sehingga pada akhirnya nanti Indonesia dapat mencapai target net zero emission," ujar Lim.