Bisnis.com, JAKARTA — Pembangunan berkelanjutan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan industri properti yang dinamis.
Direktur Utama PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) Arvin F Iskandar mengatakan keterlibatan sektor swasta dalam pengembangan proyek properti yang berbasis pada teknologi dan keberlanjutan, seperti penerapan konsep smart home dan green building, dapat membuka peluang baru di pasar terutama dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pembangunan berkelanjutan.
Menurutnya, perkembangan sektor properti masih bergantung pada kebijakan pemerintah, inovasi dalam teknologi, dan kemampuan sektor properti untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan dan preferensi pasar. Inovasi teknologi dan keberlanjutan menjadi pendorong utama di sektor properti. Teknologi kecerdasan buatan dan realitas virtual semakin banyak diterapkan dalam pengelolaan properti.
"Prospek jangka panjang industri properti tetap positif jika sektor ini dapat mengoptimalkan potensi pasar terutama di segmen properti industri dan logistik, serta memanfaatkan insentif yang diberikan oleh pemerintah untuk mendukung pembangunan berkelanjutan," ujarnya, Rabu (30/7/2025).
Pihaknya berkomitmen dalam pembangunan properti berkelanjutan yang ramah lingkungan dengan menggunakan teknologi energi baru terbarukan. Pasalnya, konsep green building dan penggunaan energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin akan mendominasi pasar properti.
"Kami berkomitmen untuk memanfaatkan peluang ini melalui strategi yang berorientasi pada keberlanjutan dan inovasi teknologi. Dukungan kebijakan fiskal yang pro pertumbuhan dan penerapan teknologi yang efisien, sektor properti diperkirakan akan terus berkembang meskipun ada tantangan eksternal," katanya.
Baca Juga
Adapun GPRA masih berhasil mencatat kinerja positif di tengah tekanan ekonomi global yang merambat ke sektor properti. Sepanjang paruh pertama 2025, emiten properti ini membukukan laba bersih sebesar Rp45,14 miliar, tumbuh 2% dari periode yang sama tahun lalu (Year-on-Year/YoY).
Menurutnya, stabilnya laba bersih ditopang oleh penjualan dan recurring income dari service apartment yang tetap terjaga cukup baik.
"Kami mampu menjaga laba bersih tetap stabil pada semester pertama 2025 dan berharap dapat tumbuh berkisar 5%-10% hingga akhir tahun 2025," ucapnya.
Pada periode Januari hingga Juni 2025 Gapuraprima mengantongi penjualan Rp224,98 miliar, mengalami sedikit penurunan dari periode yang sama tahun 2024 yang mencapai Rp273,31 miliar. Namun demikian, dari sisi prapenjualan atau marketing sales pada semester I/2025 mencapai Rp300 miliar. Hingga akhir Juni 2025, GPRA memiliki ekuitas Rp1,97 triliun, liabilitas Rp580,19 miliar, sedangkan ekuitas mencapai sebesar Rp1,39 triliun.
Namun demikian, pihaknya optimistis penjualan akan terus bertumbuh hingga akhir tahun 2025. Optimisme itu mencuat seiring bergulirnya sejumlah proyek baru milik Perseroan yang direspons pasar cukup antusias.
Produk hunian yang dibangun Gapuraprima disesuaikan dengan preferensi konsumen serta didukung oleh infrastruktur yang matang di sekitar kawasan berdirinya proyek.
Dia mencontohkan proyek Botanica Cibubur. Infrastruktur di sekitar kawasan sudah matang dan didukung kemudahan akses transportasi sehingga rumah tapak yang dibangun mampu menjawab kebutuhan hunian keluarga muda dan profesional urban. Pada tahap awal, Botanica Cibubur mengembangkan Cluster Brooklyn dengan harga mulai Rp500 juta per unit.
Saat ini, proyek GPRA yang tengah bergulir tersebar di berbagai kota di antaranya Perumahan Bukit Cimanggu City Bogor dan Spring Garden Residence, Bekasi. Selain itu, Metro Cilegon, Green Leaf Residence Tangerang, dan Botanica Cibubur.
Selain itu, perpanjangan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100% hingga akhir tahun 2025 dan penurunan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ikut membangun harapan para pengembang properti.
"Tentu, perpanjangan PPN DTP 100% itu ikut menambah optimisme kami untuk terus bertumbuh hingga akhir 2025," tuturnya.
Arvin menambahkan kinerja perusahaan mencerminkan dedikasi dalam menghadapi perubahan pasar dengan pendekatan inovatif dan efisiensi yang optimal. Melalui diversifikasi portofolio, penguatan struktur keuangan, dan digitalisasi operasional untuk mempertahankan daya saing dan keberlanjutan di industri properti.