Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uni Eropa Enggan Tandatangani Komitmen Iklim Bersama China

Uni Eropa hanya akan menjalin komitmen bersama jika China bisa mengambil aksi iklim yang konkret
Ilustrasi hubungan diplomatik Uni Eropa dan China./Reuters-Dado Ruvic
Ilustrasi hubungan diplomatik Uni Eropa dan China./Reuters-Dado Ruvic

Bisnis.com, JAKARTA — Uni Eropa dikabarkan menahan diri untuk ikut menandatangani komitmen bersama aksi iklim dengan China yang rencananya akan diumumkan dalam KTT peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara kedua entitas tersebut.

Seperti dilaporkan Financial Times dan dikutip Reuters pada Senin (7/7/2025), seorang pejabat tinggi iklim Uni Eropa menyatakan bahwa blok tersebut belum bersedia menyetujui deklarasi bersama, kecuali China menunjukkan komitmen lebih besar dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.

Meskipun Uni Eropa memiliki target iklim domestik yang tergolong paling ambisius secara global, pendekatan tersebut selama ini sepenuhnya berfokus pada pengurangan emisi dalam negeri. Uni Eropa kini menghadapi tenggat waktu pertengahan September untuk menyampaikan target iklim baru 2035 kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Menurut pejabat Uni Eropa, Brussel telah berulang kali menolak permintaan Beijing untuk membuat komitmen iklim bersama pasca-KTT, kecuali China bersedia mengambil langkah konkret yang lebih signifikan.

“Bagi kami, deklarasi bersama hanya akan bermakna jika ada substansi yang bisa dibahas secara serius dan ambisi yang nyata untuk ditunjukkan,” kata Komisioner Iklim Uni Eropa, Wopke Hoekstra, kepada Financial Times.

Menanggapi pernyataan tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, mengatakan bahwa China tetap berkomitmen mendorong pembangunan hijau dan rendah karbon.

“Kami akan terus bekerja sama dengan negara lain untuk memperkuat kolaborasi internasional dalam menghadapi perubahan iklim, serta berkontribusi pada transisi hijau dan pembangunan berkelanjutan umat manusia,” ujarnya dalam konferensi pers rutin.

China sendiri tengah berupaya menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan pencapaian target lingkungan. Namun, negara tersebut diperkirakan gagal memenuhi target lima tahunan untuk menurunkan intensitas karbon sebesar 18% pada akhir 2025.

Hingga laporan ini diterbitkan, Reuters belum dapat memverifikasi informasi secara independen, dan Komisi Eropa belum memberikan tanggapan resmi atas permintaan komentar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper