Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan listrik Malaysia, Tenaga Nasional, akan berinvestasi sebesar 43 miliar ringgit atau sekitar Rp701 triliun untuk pembangunan infrastruktur jaringan listrik (grid). Hal ini diumumkan langsung oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dalam konferensi Energy Asia di Kuala Lumpur, Senin (16/6/2025).
Anwar mengatakan jaringan listrik ini dikembangkan untuk mendukung ambisi Malaysia dalam sistem penyimpanan energi untuk kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan baterai.
Seiring dengan rencana ini, perusahaan energi pelat merah Malaysia, Petronas, juga berencana mengembangan fasilitas penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture and storage/CCS) di kawasan lepas pantai negara tersebut. Anwar mengatakan infrastruktur CSS tidak hanya akan dipakai oleh sektor minyak dan gas, tetapi juga industri lainnya.
Pengembangan CCS Malaysia rencananya akan melibatkan 10 mitra internasional dari Jepang dan Korea Selatan, serta beberapa perusahaan energi global seperti TotalEnergies dan Shell.
Petronas juga menjalin kerja sama dengan Eneos, Mitsubishi dan JX Nippon untuk mengeksplorasi peluang transportasi dan penyimpanan karbon dari kawasan teluk Tokyo ke Malaysia.
“Kerja sama ini tak hanya menempatkan CCS sebagai salah satu alat dekarbonisasi, tetapi juga memberi prospek sumber pendapatan baru di kawasan,” kata Anwar, dikutip dari Reuters.
Baca Juga
Sementara itu, CEO Petronas Tengku Muhammad Taufik Tengku Aziz mengatakan perusahaanya tengah berupaya untuk memenuhi kenaikan permintaan energi dari pengembangan AI dan pusat data.
Malaysia kini memainkan peran sebagai hub untuk AI dan pusat data di Asia Tenggara. Sejumlah raksasa teknologi seperti Microsoft, Google, Amazon, Nvidia dan Oracle tercatat telah berinvestasi di Malaysia untuk penyediaan layanan komputasi awan dan pusat data.