Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Upaya Mendorong Industri Mode Fesyen RI Berkelanjutan

Industri mode merupakan salah satu sektor yang paling berpolusi di dunia dimana menyumbang emisi gas rumah kaca sebesar 8%.
Ilustrasi industri fesyen. /istimewa
Ilustrasi industri fesyen. /istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Tren mode kekinian atau industri fast fashion semakin mempercepat bumi mengalami bencana lingkungan.

Industri mode dunia tidak hanya menghasilkan sejumlah besar emisi karbon dioksida tetapi juga memproduksi tumpukan limbah tekstil yang semakin sulit dikelola. Limbah yang berupa serat tekstil, sisa potongan, dan bagian-bagian yang dipotong itu jumlahnya bisa mencapai lebih dari 92 juta ton per tahun. Industri mode menjadi tren yang berubah dengan cepat dimana pakaian sering dibuang setelah dipakai beberapa kali.

Berdasarkan data PBB, industri mode merupakan salah satu sektor yang paling berpolusi di dunia dimana menyumbang emisi gas rumah kaca sebesar 8%. Hal ini karena industri mode mengkonsumsi air dalam jumlah besar yakni sekitar 215 triliun liter per tahun atau setara 86 juta kolam renang berukuran Olimpiade. Selain itu, industri mode menggunakan bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan ekosistem. 

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar mengatakan pemerintah terus mendorong produksi fesyen yang berkelanjutan. Namun demikian, fesyen yang berkelanjutan ini berada di segmen tertentu dimana konsumennya sudah memiliki kesadaran akan lingkungan.

Dia menilai pentingnya mengadopsi konsep sustainable fashion atau upcycle fashion untuk mengurangi dampak negatif limbah tekstil.

"Kalau fast fashion industri besar yang memproduksi kapasitas banyak, harganya murah sehingga memang sulit menerapkan keberlanjutan. Melihat sustainability sampai tahap mana sebuah brand dalam melakukan manajemen produksi. Lalu kami juga terus edukasi bagaimana memaksimalkan pola agar bahan yang ada tidak terbuang sia-sia," ujarnya dikutip Senin (16/6/2025). 

Menurutnya, perlu dilakukan edukasi masif terhadap masyarakat terkait dengan dampak dari industri fesyen. Hal ini agar masyarakat bijak dalam membeli sebuah fesyen. 

Salah satu tantangan utama dalam industri fashion adalah ketersediaan dan pengolahan bahan baku. Meski Indonesia kaya akan material lokal,namun  teknologi pengolahannya masih tertinggal. Indonesia masih perlu untuk melakukan inovasi teknologi yang terbarukan untuk mengolah bahan yang dimiliki.

"Kita sadar bahwa kekuatan terbesar kita terletak pada proses design karena kita memiliki fashion designer yang sangat luar biasa. Permasalahannya bukan di inkubasi dari creative ideas-nya, tapi lebih kepada bagaimana caranya kita bisa menunjukkan kepada dunia, bahwa we have it," katanya. 

Fokus utama Kemenparekraf saat ini adalah mengoptimalkan keunggulan Indonesia di sektor desain dan mendorong fashion yang tidak hanya mengangkat warisan budaya seperti batik dan tenun, tetapi juga produk ready to wear yang bisa dipakai sehari-hari.

"Melihat demografi Indonesia yang merupakan salah satu negara dengan populasi muslim terbesar, maka kita merencanakan untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat muslim fashion di kawasan Asia. Yang menjadi tantangannya kita bersama adalah bagaimana kita mendorong ini tidak hanya untuk level nasional, tapi juga untuk level internasional," ucapnya. 

Kementerian Ekonomi Kreatif mendukung kemajuan distribusi dan pemasaran produk fesyen lokal menuju pasar global. Sebagai bentuk komitmen, Kementerian Ekonomi Kreatif bersama Kementerian Perdagangan telah meluncurkan berbagai program strategis, seperti fasilitasi ekspor bagi jenama yang siap dipasarkan secara global dan bekerja sama dengan pengelola pusat perbelanjaan untuk memperluas jaringan distribusi jenama lokal di dalam negeri.

"Kami juga memperkenalkan kepada pembeli-pembeli yang ada di luar. Sedangkan untuk teman-teman yang masih skala nasional, Kementerian Ekonomi Kreatif sudah mulai bekerja sama dengan pemilik mal atau pelaku usaha distribusi agar titik distribusinya diperbanyak lagi," tuturnya. 

Menurutnya, kolaborasi dengan pemangku kepentingan sangat penting dilakukan agar Kementerian Ekonomi Kreatif dapat belajar langsung dari para pelaku industri.

"Kami akan segera mengumpulkan 'stakeholder' lain di industri fesyen untuk menyepakati arah bersama ke depan terkait standarisasi ukuran produk, ketersediaan bahan baku. Tetapi secara garis besar, distribusi dan pemasaran adalah dua hal utama yang jadi fokus kami ke depan," terang Irene. 

Pendiri Lakon Indonesia Pengawas JF3 Thresia Mareta menuturkan dalam memproduksi pakaian, pihaknya telah menerapkan prinsip keberlanjutan. Hal ini terlihat dari pakaian koleksi pertama yang dikeluarkan pada 7 tahun lalu masih awet dan bagus. 

"Bisa pakai lama atau enggak. Tapi dari sisi customer saya yakin kalau barang itu kualitasnya bagus, cuttingnya bagus, cuttingnya benar, finishingnya benar, itu akan disimpen gitu. Barang itu jadi barang berharga, terutama apalagi kalau batik," ujarnya. 

Pihaknya melakukan riset terlebih dahulu sebelum memproduksi pakaian agar mengurangi potongan dalam proses produksi. Hal ini sebagai tanggung jawab untuk mengurangi limbah tekstil. 

"Terkait sustainability, kembali lagi, harus bertanggung jawab setiap langkahnyabaik konsumen maupun produsen. Tren memang dinamis, namun tren itu tergantung dari styling itu sendiri," katanya. 

Dia menilai para pelaku industri fesyen ingin karya mereka dilihat dan bersaing di pasar global.

"Kami juga berharap adanya konektivitas antarkementerian, akses melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri, serta langkah-langkah detail dari pelaku dan pemerintah agar ketika kita tampil di luar negeri, kita bisa membawa pulang hasil, bukan sekadar hanya eksis," ucap Thresia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper