Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga antimonopoli federal Amerika Serikat menyatakan dukungan terhadap argumen Partai Republik yang menuduh menuduh manajer aset BlackRock, Vanguard, dan State Street bersekongkol melalui aktivisme iklim untuk mengurangi produksi batu bara.
Departemen Kehakiman AS (Department of Justice/DOJ) dan Komisi Perdagangan Federal (Federal Trade Commission/FTC) mengajukan pernyataan minat (statement of interest) dalam tuduhan Texas dan 12 negara bagian lainnya terhadap tiga manajer aset tersebut. Pemerintah negara bagian menuduh tiga perusahaan ini menggunakan pengaruh besar mereka sebagai pemegang saham di perusahaan batu bara AS untuk menghambat persaingan.
Partisipasi pejabat federal dalam kasus hukum ini bakal menguji para manajer aset tersebut, terlebih dengan dana kelolaan investor yang mencapai US$27 triliun.
BlackRock, Vanguard dan State Street kompak membantah tuduhan tersebut dan menyebut gugatan itu tidak berdasar. Reuters mencatat bahwa fokus mereka terhadap isu iklim dan sosial telah berkurang, terlepas dari investasi di perusahaan bahan bakar fosil dengan porsi yang tetap besar.
Meski begitu, DOJ dan FTC pada Kamis meminta hakim yang menangani kasus ini di Tyler, Texas, agar menolak beberapa argumen yang diajukan oleh manajer aset tersebut dalam upaya mereka untuk membatalkan kasus, termasuk argumen bahwa tindakan mereka dilindungi oleh pengecualian bagi investor pasif.
Dalam dokumen pengadilan, kedua lembaga antimonopoli mengutip dugaan bahwa perilaku ketiga manajer aset telah menyebabkan kenaikan harga energi di AS.
Baca Juga
“Kasus ini menyangkut jenis tindakan yang secara eksplisit dilarang oleh hukum antimonopoli, termasuk upaya bersama untuk mengurangi produksi,” kata mereka, dikutip dari Reuters, Jumat (23/5/2025).
Asisten Jaksa Agung Gail Slater, kepala divisi antimonopoli DOJ, dan Ketua FTC Andrew Ferguson menyatakan bahwa persaingan dalam sektor batu bara penting untuk mencapai target dominasi energi nasional yang digadang-gadang Presiden AS Donald Trump.
Salah satu tuntutan yang diajukan para penggugat adalah desakan agar manajer aset menarik investasi dari perusahaan batu bara. BlackRock menyatakan desakan tersebut bakal menghambat akses permodalan dan berisiko membuat harga energi naik.
“Dukungan DOJ dan FTC terhadap kasus yang tak berdasar ini melemahkan tujuan Pemerintahan Trump untuk mencapai kemandirian energi Amerika,” kata BlackRock.
State Street menyatakan bahwa mereka bertindak demi kepentingan jangka panjang investor dan menyebut gugatan itu tidak berdasar.
Sementara itu, Vanguard menyatakan bahwa mereka akan membela rekam jejaknya dalam menjaga imbal hasil bagi investor.
Investment Company Institute (ICI), kelompok dagang industri reksa dana, menyatakan keprihatinan terhadap implikasi yang muncul akibat dari dukungan tersebut. Mereka berpandangan dukungan itu bakal masalah besar bagi dana kelolaan, investor, dan perusahaan energi. ICI menyebut bahwa lembaga federal telah menggiring penafsiran hukum antimonopoli yang terlalu luas.
“Penafsiran ini membekukan aktivitas investasi normal,” tulis ICI.
Reuters sebelumnya melaporkan bahwa kedua lembaga federal diperkirakan akan mendukung argumen negara bagian. Perkembangan ini menjadi kemunduran politik bagi ketiga manajer aset, yang sebelumnya telah mendapat tekanan dari politisi konservatif yang banyak berasal dari negara bagian penghasil komoditas energi.
Meski demikian, terdapat tanda-tanda meredanya ketegangan pada Februari lalu ketika BlackRock memimpin konsorsium untuk membeli pelabuhan di dekat Terusan Panama, yang disambut positif oleh Trump. Selain itu, regulator energi AS pada April kembali memberikan izin kepada BlackRock untuk memiliki saham besar di perusahaan utilitas publik.
Hakim Distrik AS Jeremy Kernodle dijadwalkan akan mendengar argumen terkait upaya manajer aset untuk membatalkan kasus ini pada Juni.