Bisnis.com, JAKARTA — Kebijakan iklim global dan keuangan berkelanjutan sedang memasuki fase penting pada tahun 2025.
Pasalnya, pergeseran besar dalam kebijakan iklim Amerika Serikat (AS) dapat mengubah strategi dekarbonisasi, sementara China, Brasil, dan negara-negara di Eropa telah muncul sebagai suara yang semakin berpengaruh dalam aksi iklim.
Kepala Penasihat Iklim Global JP Morgan Sarah Kapnick mengatakan tren utama ekonomi ramah lingkungan dapat memengaruhi keputusan bisnis di tahun ini.
Menurutnya, pemerintahan AS yang baru mengisyaratkan adanya perubahan signifikan dalam kebijakan energi dan lingkungan hidup. Perubahan penting tersebut kemungkinan besar akan mengubah proses perizinan dan kebijakan transisi energi sehingga menciptakan dampak yang beragam secara domestik dan global.
“Pendekatan pemerintah ini menandai adanya pergeseran jadwal pengembangan proyek yang dapat menciptakan peluang baru di sektor energi. Berhati-hatilah terhadap tindakan legislatif mengenai perizinan dan tinjauan lingkungan, terutama penghilangan tinjauan lingkungan dalam peraturan dan regulasi baru,” ujarnya dikutip dari laman resmi JP Morgan, Jumat (21/2/2025).
Kapnick menilai Pemilu global tahun 2024 telah mengubah prioritas kebijakan iklim, industri, dan perdagangan. Peningkatan fokus ini menjadi semakin mendesak ketika negara-negara mempersiapkan Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP30) pada bulan November 2025 yang merupakan perundingan iklim terbesar sejak Perjanjian Paris.
Baca Juga
Kepala Keberlanjutan Global JP Morgan Heather Zichal menuturkan pihaknya akan mengamati dengan cermat perkembangan kebijakan iklim, industri dan perdagangan baik di dalam negeri maupun internasional. Hal ini akan menjadi menjadi sangat menarik menjelang COP30.
Dengan diperkirakan adanya pergeseran peran AS dalam perundingan iklim, pihaknya memperhatikan langkah pemain global seperti China, Brasil, dan Eropa akan mengambil tindakan dan mendorong agenda tersebut.
Managing Director, Energy, Corporate Banking JP Morgan Kathleen Milazzo berpendapat regulasi lingkungan di tahun ini akan mendukung perluasan pasokan energi, termasuk aktivitas ekspor gas alam cair (LNG).
“Permintaan energi pusat data, kebutuhan transisi yang sedang berlangsung, dan dinamika pasar global terus mendorong pertumbuhan LNG,” katanya.
TRANSISI ENERGI
Managing Director, Energy, Power & Renewables, Investment Banking Hannes Kofler menuturkan meskipun ada ketidakpastian dalam kebijakan domestik dan global, namun momentum menuju dekarbonisasi masih kuat.
Transisi ke jaringan listrik yang terdekarbonisasi terus berlanjut sebagai prioritas investasi global dimana mencakup energi terbarukan, tenaga nuklir, dan teknologi baru seperti penangkapan karbon dan hidrogen.
“Di Eropa Barat, kami melihat momentum yang signifikan di sekitar pusat penangkapan dan penyimpanan karbon yang besar. Operator dan penghasil emisi beralih dari perencanaan ke tindakan, menyelesaikan keputusan investasi dan memulai konstruksi,” ucapnya.
Selain itu, svolusi hidrogen ramah lingkungan menandai tonggak sejarah lain dalam transisi energi Eropa. Adapun pabrik hidrogen ramah lingkungan berskala industri pertama di Eropa diperkirakan akan beroperasi di tahun ini sehingga menarik perhatian investor.
Kepala Investasi Energi Rubiao Song menuturkan pihaknya melihat momentum berkelanjutan dalam pengembangan energi terbarukan.
“Bahkan di tengah ketidakpastian kebijakan federal, meningkatnya permintaan listrik terus mendorong penerapan energi terbarukan,” tuturnya.
Struktur pendanaan termasuk ekuitas pajak dan pasar transfer kredit diharapkan memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan energi terbarukan. Selain itu, fokus pada peningkatan modal pada proyek yang berkaitan dengan emisi metana, penangkapan karbon, dan inisiatif transisi energi lainnya.
“Memasuki tahun 2025, kami fokus untuk mengidentifikasi proyek-proyek terdepan di pasar dalam penangkapan karbon termasuk solusi berbasis alam, hidrogen hijau dan biru, serta manufaktur ramah lingkungan. Kami yakin proyek-proyek dengan alasan ekonomi yang kuat tidak akan kesulitan mendapatkan pendanaan,” terangnya
Selain itu, pasar transfer kredit pajak sedang memasuki fase pertumbuhan baru. Partisipasi perusahaan membuka modal yang signifikan untuk pembangunan energi terbarukan di tahun-tahun mendatang.
Song menunjuk pada struktur keuangan yang berkembang dan beberapa kesepakatan ekuitas pajak yang berpotensi berpengaruh.
“Investor ekuitas pajak besar semakin menyukai struktur ekuitas pajak hibrida dan transfer kredit, dengan persyaratan pasar standar yang mempercepat eksekusi kesepakatan. Penutupan beberapa kesepakatan besar pajak ekuitas—baik kredit pajak investasi (ITC) atau kredit pajak produksi (PTC) akan menunjukkan seberapa dalam pasar telah berkembang sejak Undang-Undang Pengurangan Inflasi,” ujarnya.