Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dinilai memiliki potensi besar untuk mendapatkan keuntungan dari tren transisi hijau (green transition) yang tengah terjadi secara global.
Direktur Urusan Internasional dan Pendanaan Perubahan Iklim Direktorat Jenderal Aksi Perubahan Iklim Komisi Eropa Diana Acconcia menuturkan saat ini perusahaan di kawasan Eropa tengah mencari pusat (hub) yang dapat mendukung proses produksi yang lebih hijau atau ramah lingkungan.
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi untuk mendapat pertumbuhan ekonomi yang optimal dari transisi hijau yang dilakukan perusahaan-perusahaan tersebut. Salah satu peluang yang dimiliki Indonesia menurut Acconcia adalah pada sektor energi baru terbarukan (EBT).
"Indonesia memiliki potensi besar untuk energi terbarukan. Mereka memiliki tenaga surya, panas bumi, dan mineral penting. Mereka juga memiliki kemungkinan untuk memproduksi teknologi bersih seperti baterai," dalam acara Kick-off Meeting Indonesia Energy Transition Facility (IETF) di Jakarta pada Rabu (5/2/2025).
Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi untuk melakukan carbon capture and storage (CCS). Selanjutnya, Acconcia juga menyebut Indonesia memiliki industri yang dapat memproduksi bahan-bahan baku pada sektor teknologi hijau yang ramah lingkungan, seperti baja dan alumunium.
Di sisi lain, dia menyebut Indonesia masih memiliki sejumlah tantangan untuk memaksimalkan peluang ini. Salah satu rintangan utama Indonesia menurut Acconcio adalah pasokan energi yang mayoritas masih berasal dari batu bara.
Seiring dengan hal tersebut, Acconcio menyebut Uni Eropa berkomitmen untuk terus membantu Indonesia dalam upaya transisi energi, termasuk pemberian pinjaman atau hibah.
"Uni Eropa sebagai blok negara, Prancis, Jerman, Denmark, dan Italia telah berkomitmen memberikan 3,7 miliar euro dalam bentuk pinjaman dan hibah melalui program Just Energy Transition Partnership [JETP] kepada Indonesia," katanya.
Teranyar, Uni Eropa bersama dengan Badan Pembangunan Prancis atau Agence Française de Développement (AFD) memberikan hibah sebesar 14,7 juta euro melalui program Indonesia Energy Transition Facility (IETF).
Acconcia mengatakan IETF akan mempercepat transisi energi dengan mendukung pengembangan kebijakan serta menangani persiapan proyek untuk mendukung investasi energi berkelanjutan di Indonesia.