Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Hengkang, Uni Eropa Tetap Komitmen Penuhi Perjanjian Paris

Uni Eropa mengejar target pengurangan emisi karbon 55% pada 2030.
Bendera Uni Eropa (UE) berkibar di dekat gedung Majelis Nasional di Paris, Prancis, Selasa (9/7/2024). / Bloomberg-Nathan Laine
Bendera Uni Eropa (UE) berkibar di dekat gedung Majelis Nasional di Paris, Prancis, Selasa (9/7/2024). / Bloomberg-Nathan Laine

Bisnis.com, JAKARTA — Uni Eropa tetap berkomitmen untuk mencapai target pengurangan emisi karbon yang tercantum pada Perjanjian Paris setelah Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk mundur dari kesepakatan tersebut.

Direktur Urusan Internasional dan Pendanaan Perubahan Iklim Direktorat Jenderal Aksi Perubahan Iklim Komisi Eropa, Diana Acconcia menuturkan bahwa saat ini terdapat hambatan besar dalam upaya menghentikan perubahan iklim sesuai dengan isi Perjanjian Paris. Salah satu tantangan tersebut adalah keluarnya AS dari kesepakatan yang pertama kali ditandatangani pada 2016 lalu itu.

"Kami sangat menyayangkan hal ini [penarikan AS dari Perjanjian Paris]. Namun, hal ini bukan berarti kami tidak perlu mengambil tindakan lagi dan memperlambat langkah dalam melawan perubahan iklim," jelas Acconcia dalam acara Kick-off Meeting Indonesia Energy Transition Facility (IETF) di Jakarta pada Rabu (5/2/2025).

Oleh karena itu, Acconcia memastikan Uni Eropa mempertahankan komitmennya untuk mencapai emisi karbon nol (zero carbon emission) pada 2050 mendatang. Dia menuturkan, Uni Eropa berupaya mencapai target pengurangan emisi karbon dioksida sebesar 55% pada 2030.

Namun, Acconcia menuturkan, Uni Eropa tidak dapat bekerja sendiri dalam mencapai target tersebut. Dia menuturkan, pihak-pihak yang berkomitmen untuk memenuhi Perjanjian Paris harus bersatu dan bekerja sama guna mencapai target penurunan emisi karbon.

Dia menuturkan, berkat pengurangan yang cepat, Uni Eropa kini hanya menyumbang 6% dari total emisi dunia. Acconcia menyebut, China, Amerika Serikat, dan India kini mengeluarkan emisi lebih banyak dibandingkan Uni Eropa. 

"Itu sebabnya kami sangat berkomitmen untuk bekerja sama dengan seluruh dunia dan mendukung negara-negara berkembang dalam perjalanan mereka menuju pengurangan emisi," katanya.

Sementara itu, Kepala Bagian Kerjasama Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Thibaut Portevin menegaskan bahwa keputusan AS untuk mundur dari Perjanjian Paris tidak berdampak pada komitmen Uni Eropa dalam mencapai target nol emisi karbon.

Dia juga mengatakan Uni Eropa akan membantu negara-negara yang menandatangani Perjanjian Paris untuk mencapai target tersebut, termasuk Indonesia. Portevin mengatakan, kemitraan Uni Eropa dan Indonesia dalam melawan perubahan iklim terus berkembang dengan baik.

Portevin menuturkan, Uni Eropa memiliki portofolio proyek terkait perubahan iklim di Indonesia senilai sekitar 40 juta euro dalam bentuk hibah yang melengkapi pinjaman dari lembaga keuangan lain, seperti Badan Pembangunan Prancis atau Agence Française de Développement (AFD), Bank Pembangunan Jerman atau KfW, dan lainnya.

"Jadi, kemitraan UE dengan Indonesia di bidang-bidang seperti transisi energi dan iklim yang lebih luas sebenarnya semakin meningkat," ujar Portevin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper