Bisnis.com, JAKARTA — Dalam beberapa tahun terakhir, penjualan properti ramah lingkungan mengalami kenaikan.
Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat mengatakan properti hemat energi juga dianggap memiliki nilai investasi jangka panjang yang lebih baik karena dapat mengurangi biaya operasional, seperti penggunaan listrik dan air.
“Inisiatif ini dinilai tidak hanya meningkatkan daya tarik properti, tetapi juga membantu mengurangi emisi karbon. Hal ini pun sejalan dengan target pemerintah untuk mengurangi jejak karbon (carbon footprint) secara nasional,” ujarnya, Senin (3/2/2025).
Knight Frank mencatat lebih dari 60% generasi milenial memilih rumah berdasarkan faktor keberlanjutan. Hal ini mencerminkan pergeseran besar dalam preferensi pasar dibandingkan dengan dekade sebelumnya
General Manager NPG Indonesia Evgeny Obolentsev menuturkan pihaknya berkomitmen mengedepankan prinsip keberlanjutan dalam proyek hunian yang dikembangkan di Bali melalui bangunan, fasilitas, dan gaya hidup modern yang selaras dengan alam dan lingkungan sekitar. Pasalnya, dengan melonjaknya popularitas Pulau Dewata sebagai tujuan wisata dunia, terdapat satu tren baru yang muncul seiring dengan booming-nya pasar properti Bali, yakni meningkatnya minat pencarian hunian yang mengusng konsep sustainability housing.
“Kami percaya bahwa kehidupan mewah dapat berjalan beriringan dengan tanggung jawab lingkungan. Itulah sebabnya, kami mengaplikasikan semua teknik dan bahan terbaik dalam membangun hunian ini,” katanya.
Baca Juga
Saat ini, pengembang tengah membangun kompleks hunian yang terdiri 35 unit apartemen dan 16 unit townhouse dengan 2 dan 3 lantai yang mengusung konsep eco friendly di Nuanu Creative City, kawasan Nyanyi, Kabupaten Tabanan.
“Progres pembangunan saat ini sudah mencapai 50% dan jika sudah rampung, Ecoverse akan menjadi hunian ramah lingkungan pertama yang berdiri di depan Nuanu Creative City,” ucapnya.
Hunian ini mengusung smart design di mana penggunaan ventilasi alami mampu mengurangi kebutuhan pendingin udara sehingga meningkatkan efisiensi energi. Di samping itu, multi-layer wall technology yang diterapkan di proyek Ecoverse secara efektif mampu meminimalkan kebisingan serta menciptakan suasana yang tenang dan damai di hunian.
“Hal ini dimaksimalkan dengan penggunaan jendela aluminium aluray, sebuah produk kaca jendela reinforced double-glazing premium yang mampu memberikan kekedapan suara maksimal dengan desain yang modern,” tuturnya.
Hunian di Ecoverse juga dilengkapi dengan panel tenaga surya yang mampu menyediakan energi bersih dan terbarukan. Menurutnya, penggunaan material ramah lingkungan menjadi sebuah keharusan.
“Kami menggunakan kayu alami, beton ramah lingkungan, dan plester, yang semuanya aman bagi kesehatan dan lingkungan. Kami memastikan tidak hanya menghadirkan hunian dengan estetika yang memukau tetapi juga bangunan dengan daya tahan yang tinggi,” tuturnya.
Kawasan hunian ini menerapkan waste management yang menggunakan sistem daur ulang terpadu guna meminimalkan sampah menjadikan keberlanjutan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari para penghuni Ecoverse.
“Lalu juga terdpaat eco-cooling, sistem pendingin hemat energi yang mampu menjaga rumah tetap nyaman, sekaligus mengurangi jejak karbon di lingkungan sekitar. Kami tidak hanya membangun kawasan hunian, tetapi juga menciptakan masa depan yang sadar lingkungan,” ujarnya.
Menurut Evgeny, tantangan dihadapi yakni menyesuaikan bangunan dengan alam sekitar. Terlebih, di tengah lahan Bali yang semakin terbatas. Adapun smart technology yang diusung dapat membantu mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) hingga 450.000 kilogram per tahun atau setara dengan menanam 10.000 batang pohon.
“Hal ini sangat penting bagi kami, agar tercipta keseimbangan yang harmonis antara pertumbuhan pariwisata dengan alam dan budaya Bali itu sendiri,” kata Evgeny.