Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Dorong Penerapan Teknologi Penangkapan Karbon di Sektor Petrokimia

Sebagai penggerak utama perekonomian, sektor industri memikul tanggung jawab besar untuk mendukung pengurangan emisi global
Ilustrasi pembiayaan hijau di sektor energi dan industri./Bisnis-Puspa Larasati
Ilustrasi pembiayaan hijau di sektor energi dan industri./Bisnis-Puspa Larasati

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian berupaya mempercepat transisi menuju industri hijau, dengan mendorong penerapan teknologi ramah lingkungan, seperti teknologi Carbon Capture Utilization (CCU). 

Untuk mempercepat penerapan teknologi ini, Kemenperin bekerja sama dengan UWin Resources Regeneration Inc., yang dianggap memiliki pengalaman dalam mengembangkan teknologi Carbon Capture and Industrial Emission Reduction (CCIER). 

Adapun proyek percontohan diinisiasi dengan penggunaan teknologi penangkapan dan pemanfaatan karbon dalam rangka pengurangan emisi industri di sektor Petrokimia.

Hal itu ditandai dengan Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kemenperin, UWin Resources Regeneration Inc., dan PT. Petrokimia Gresik, rabu (22/1/2025). 

Kemenperin berharap proyek ini dapat menjadi contoh bagi industri lainnya untuk mengikuti jejak yang sama. 

"Proyek percontohan yang kami jalankan di PT Petrokimia Gresik ini adalah langkah awal yang sangat penting. Kami berharap teknologi CCU dapat diterapkan secara luas, tidak hanya di sektor petrokimia, tetapi juga di sektor-sektor lainnya yang menghasilkan emisi karbon tinggi," ujar Sekretaris Jenderal Kemenperin, Eko S. A. Cahyanto di Jakarta, Sabtu (25/1).

Sebagai penggerak utama perekonomian, sektor industri memikul tanggung jawab besar untuk mendukung pengurangan emisi global. 

Adapun teknologi ini memungkinkan karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan oleh proses industri dapat ditangkap, diproses, dan diubah menjadi produk berguna yang bisa dimanfaatkan oleh sektor industri lainnya. 

Selain itu, Kemenperin tengah menyusun kebijakan khusus yang bertujuan untuk memfasilitasi penerapan teknologi rendah karbon dan mendukung penerapan konsep ekonomi sirkular di sektor industri. 

Kebijakan ini akan memberikan panduan bagi perusahaan dalam mengurangi jejak karbon mereka, sekaligus meningkatkan daya saing di pasar global.

Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional, Tri Supondy berharap proyek ini dapat menjadi inspirasi bagi perusahaan dan kawasan industri lainnya untuk mengadopsi teknologi yang dapat mengurangi dampak lingkungan, serta meningkatkan daya saing mereka di pasar internasional. 

“Hal ini sejalan dengan arah pengembangan Kawasan industri yang mulai bergerak ke arah transformasi menuju kawasan industri generasi keempat yaitu Smart-Eco Industrial Park," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper