Bisnis.com, JAKARTA — Peluncuran ESG Reporting oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam sistem Sarana Keterbukaan Informasi Bagi Perusahaan Tercatat (SPE-IDXnet) disambut cukup baik.
Corporate External Communication PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) Hari Nugroho mengatakan bahwa perseroan mendukung dan akan tetap mematuhi ESG Reporting dalam penerapannya yang dimulai pada tahun ini.
"Sejauh ini Kalbe sudah berkomitmen untuk menyampaikan laporan keberlanjutan berdasarkan standar Global Reporting Initiative (GRI) sejak 2017," katanya, Rabu (22/1/2025).
Dia mengatakan bahwa Kalbe Farma berkomitmen untuk memberikan akses terhadap layanan kesehatan serta menerapkan praktik bisnis yang berkelanjutan.
Sementara itu, VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi menyatakan menyambut positif adanya ESG Reporting, seiring membantu emiten untuk lebih transparan dan meningkatkan keberlanjutan dan praktik tata kelola perusahaan.
Menurutnya dari sisi investor, ESG Reporting ini dapat menggunakan kriteria ESG dalam pengambilan keputusan investasi dengan nilai jangka panjang yang berkelanjutan.
Baca Juga
"Dorongan dari otoritas ini juga memungkinkan perusahaan untuk memberikan dasar terkait penetapan yang lebih terukur dalam meningkatkan kinerja ESG," ujarnya.
Lebih lanjut, dia berpandangan dengan peluncuran ESG Reporting, akan menjadi daya tarik dan sebagai nilai tambah emiten kepada investor, seiring dengan investasi yang bertanggung jawab.
"Karena dengan reporting ini dapat mendorong pertumbuhan socially responsible investment (SRI) dan menjadi perilaku baru dikalangan investor Indonesia," tambahnya.
Untuk diketahui, BEI secara resmi meluncurkan ESG Reporting dalam sistem Sarana Keterbukaan Informasi Bagi Perusahaan Tercatat (SPE-IDXnet) pada Rabu (22/1/2025).
Direktur Pengembangan Pasar Modal dan Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Evy Junita mengatakan sebanyak 94% dari jumlah perusahaan tercatat di Indonesia telah menerbitkan laporan keberlanjutan.
"Penyampaian laporan berkelanjutan oleh perusahaan tercatat per Desember 2024 sebesar 94%. Sebanyak 882 perusahaan yang sudah menyampaikan laporan keberlanjutan," katanya dalam peluncuran ESG Reporting di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (22/1/2025).
Dia menjelaskan bahwa dari 50 sektor emiten terbesar yang mewakili 78% dari total kapitalisasi pasar, terdapat 93 entitas yang sudah mengungkapkan jumlah emisi yang dihasilkan.
Executive Vice President Business Development Bursa Efek Indonesia (BEI) Ignatius Denny Wicaksono mengatakan bahwa harapannya laporan ESG akan diterapkan 100% pada Mei 2025.
"Ada aturan POJK 51 yang memang mewajibkan pada tahun ini, harusnya nanti semuanya sudah wajib [laporan ESG]. Kita lihat nanti pelaporan pada tahun ini, harapannya sesuai POJK berarti [100%] pada Mei [2025]," ujarnya.
Modul laporan keberlanjutan telah diselaraskan dengan Peraturan OJK No. 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik, serta Surat Edaran OJK No. 16/SEOJK.04/2021 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.