Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Xurya Ingin Kebagian Proyek Swasembada Energi, Butuh Keberpihakan Pemerintah?

Xurya yang telah mengoperasikan PLTS berkapasitas 100 MW ini ingin terlibat dalam proyek-proyek swasembada energi yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Teknisi melakukan pemeriksaan panel surya di gedung Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM di Jakarta, Selasa (9/7/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Teknisi melakukan pemeriksaan panel surya di gedung Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM di Jakarta, Selasa (9/7/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Xurya, perusahaan rintisan sewa pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), mengkritisi terpilihnya kontraktor engineering procurement construction (EPC) asing yang banyak menggarap proyek pembangkit tenaga surya di Tanah Air.

Perusahaan rintisan yang telah mengoperasikan PLTS berkapasitas 100 megawatt (MW) ini ingin terlibat dalam proyek-proyek swasembada energi yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto

Tahun lalu, Xurya telah mengerjakan proyek PLTS di 200 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia dengan melibatkan lebih dari 150 mitra EPC lokal.  Edwin Widjonarko, Co-Founder Xurya Daya Indonesia, mengatakan pihaknya membuka ruang untuk lebih mendapatkan kesempatan mengerjakan proyek-proyek PLTS di Tanah Air. 

Mengacu RUPTL 2021 - 2030, pemerintah menyiapkan pengembangan PLTS sebesar 4,6 gigawatt (GW). Potensi ini, lanjut Edwin, diharapkan diberikan kepada pelaku bisnis Tanah Air.

“Kami melihat target pemerintah besar, tapi masa kita yang dari dalam negeri, pemain lokal sendiri, tidak diberi andil yang lebih banyak?” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (21/1/2025).

Apalagi, ke depan, RUPTL 2025 - 2034 diperkirakan akan dipenuhi proyek-proyek pembangkit hijau. 

Pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Darmawan Prasodjo memperkirakan investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas setrum terpasang sebesar 71 GW hingga 2034 mencapai Rp2.400 triliun.

Menurut Darmawan, akan ada kebutuhan kapasitas 71 GW selama 10 tahun, dengan 72%-nya itu dari pembangkit EBT.

Menanggapi daya saing kontraktor lokal, lanjut Edwin, kapasitas kontraktor dalam negeri sudah bisa bersaing dengan EPC asing. Dirinya mencontohkan, sumber daya manusia yang dikelola Xurya seluruhnya berasal dari dalam negeri. 

Tahun ini, Xurya setidaknya menargetkan menambah lebih dari 50 titik proyek PLTS di berbagai sektor industri dan wilayah di Tanah Air. Xurya juga berencana untuk meningkatkan penerapan BESS dalam portofolio masa depan. 

“Di dalam negeri, sudah ada developer yang sudah bisa bikin PLTS 100MW. Untuk tenaga kerja semuanya sudah terlatih dan berasal dari dalam negeri,” katanya. 

Sepanjang 2024, Xurya berkolaborasi dengan Huawei dan JJ-Lapp untuk memulai Solar Academy Indonesia guna melatih lebih dari 100 tenaga terampil di industri panel surya.

Adapun terkait tantangan bisnis PLTS di Tanah Air, lanjut Edwin, adalah pemenuhan TKDN. Tantangan ini dihadapkan dengan pemenuhan kualitas dan syarat pendanaan proyek. 

Edwin mengakui bagi Xurya, prioritas utama saat ini adalah mengamankan kualitas proyek dan pemenuhan syarat perbankan.

“Saya rasa pemerintah mengerti untuk hal ini. Yang paling penting sebenarnya dari kami bukan buatan dari mananya, tetapi kualitasnya bisa dijamin bankable atau tidak. Sesederhana itu. Kalau benar-benar bisa dijamin teknologinya [produk pv lokal] bagus, TKDN-nya otomatis terpenuhi,” tambahnya. 

Berdasarkan keterangan resmi. PLTS yang dioperasikan oleh Xurya kini menghasilkan energi bersih sebesar 164 juta kWh per tahun, yang setara dengan pengurangan emisi karbon hingga 146.645 ton CO2 per tahun. 

Selain itu, tahun lalu, Xurya memperoleh pendanaan baru sebesar US$55 juta dari Norwegian Climate Investment Fund bersama Swedfund, Clime Capital, British International Investment, dan AC Ventures. Dengan begitu, total pendanaan Xurya kini mencapai lebih dari US$88 juta atau setara dengan Rp1,5 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper