Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) optimistis bahwa penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) hijau alias green mortgage terus bertumbuh dalam beberapa waktu ke depan. Namun, terdapat tantangan dalam penyaluran KPR hijau ini.
Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi mengatakan, hingga saat ini, laju pertumbuhan KPR hijau di CIMB dari segi end net receivables (ENR) lebih tinggi dibandingkan KPR reguler.
“Jadi pertumbuhan ENR dari green mortgage itu tinggi, di atas 20%. Itu jauh dibandingkan KPR yang biasa,” katanya kepada wartawan di Graha CIMB Niaga, Jakarta Pusat, Rabu (2/10/2024).
Namun demikian, Dede–sapaan akrabnya–menggarisbawahi bahwa pertumbuhan KPR hijau amat bergantung dengan ketersediaan properti dari sisi developer.
Pasalnya, CIMB Niaga menerapkan standar sertifikasi internasional bagi developer yang digandeng dalam keberlangsungan green mortgage. Hal ini diakui Dede sebagai bentuk tantangan tersendiri.
“Pada saat bersamaan, itu peluang, tapi juga tantangan. Karena produk-produk yang dihasilkan dari developer tentu itu hanya yang memenuhi sertifikasi,” sambungnya.
Baca Juga
Dia melanjutkan, pertumbuhan serupa juga terjadi dalam kredit kendaraan bermotor (KKB) ramah lingkungan, dalam hal ini kendaraan listrik maupun hybrid.
Hingga Juni 2024, terdapat kenaikan nominal kredit hingga empat kali lipat dibandingkan periode sama tahun lalu, meskipun nasabah mesti mengantre untuk mendapatkan kendaraan impiannya.
“Misalnya banyak nasabah affluent yang pengen beli mobil EV [electric vehicle], itu antrenya berbulan-bulan. Makanya untuk kedua green financing ini, kita juga sangat tergantung dari ketersediaan rantai pasok yang memang green certificate, baik dari sisi properti maupun dari sisi kendaraan,” pungkas Dede.
Berdasarkan presentasi perusahaan pada semester I/2024, CIMB Niaga telah menyalurkan total kredit sebesar Rp217,08 triliun, naik 5,9% yoy dari level Rp205,07 triliun. Jumlah tersebut mencakup pembiayaan syariah sebesar Rp58,08 triliun.
Portofolio kredit segmen berkelanjutan menguasai hampir 26% dari jumlah tersebut, atau setara dengan nilai Rp56,4 triliun. Green building mencakup 1,9% dari portofolio kredit berkelanjutan CIMB Niaga hingga Juni 2024 dengan nominal Rp1,07 triliun.
Sementara itu, transportasi ramah lingkungan menempati 5,8% dari portofolio yang sama, atau setara dengan nilai Rp3,27 triliun. Kredit UMKM masih merajai porsi pembiayaan keberlanjutan CIMB Niaga dengan persentase 40,1% atau Rp22,64 triliun.