Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia akhirnya memulai implementasi lokal dari inisiatif Global Ocean Centres. Ocean Centre di Indonesia menjadi yang ketiga didirikan di dunia.
Setelah diluncurkan secara global di Konferensi Laut PBB 2025 di Nice, inisiatif Ocean Centres resmi dimulai di Indonesia melalui acara yang diselenggarakan oleh UN Global Compact Network Indonesia (IGCN), dengan dukungan penuh dan kolaborasi strategis dari Kementerian PPN/Bappenas.
Acara ini mempertemukan para pemimpin dari pemerintah, dunia usaha, akademisi, serikat pekerja, asosiasi, sektor keuangan, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mendorong terciptanya ekonomi kelautan yang lebih aman, inklusif, dan berkelanjutan.
Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas, Febrian Alphyanto Ruddyard, menyampaikan keamanan laut dan keberlanjutan lingkungan bukan sekadar isu teknis, tetapi fondasi pembangunan ekonomi biru Indonesia.
"Ocean Centre Indonesia menjadi wadah penting untuk menyatukan kepakaran dan komitmen lintas sektor dalam satu kerangka kolaboratif yang konkret,” katanya, Kamis (15/7/2025).
Deputi Bidang Pangan, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas, Leonardo A.A.T. Sambodo menekankan peran strategis Indonesia mendorong ekonomi kelautan yang aman dan berkelanjutan.
Baca Juga
Dia menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dan menyambut baik keselarasan inisiatif Ocean Centres dengan Roadmap Blue Economy RI (2023–2045).
Dalam pernyataannya pada Ocean Sustainability Executive Dialogue yang diselenggarakan pada 4 Juni 2025, beliau juga mengajak seluruh pihak untuk mendukung dan terlibat aktif dalam inisiatif ini sebagai bagian dari agenda nasional menuju tata kelola kelautan yang lebih terintegrasi, inklusif, dan berkelanjutan.
Ocean Centres adalah inisiatif jangka panjang dari UN Global Compact’s Ocean Stewardship Coalition (OSC) yang didukung oleh Lloyd’s Register Foundation. Pusat-pusat ini telah dibentuk di tujuh negara, yakni Brasil, Ghana, Kenya, India, Bangladesh, Indonesia, dan Filipina.
Masing-masing dirancang untuk menangani tantangan keselamatan di tingkat regional dan mendorong solusi yang dipimpin secara lokal.
Hingga saat ini, Ocean Centre telah resmi diluncurkan di India dan Filipina, disusul oleh Indonesia. Peluncuran di Ghana, Kenya, dan Bangladesh direncanakan berlangsung antara Juli dan Agustus 2025.
“Kami meyakini bahwa keselamatan laut merupakan prasyarat mendasar bagi terciptanya ekonomi laut yang inklusif dan berkelanjutan. Dukungan kami terhadap Ocean Centres mencerminkan komitmen Lloyd’s Register Foundation untuk membangun kapasitas lokal dan memperkuat ketahanan industri serta komunitas maritim di seluruh dunia,” ujar Dagmara Karbowska, Senior Programme Manager, Lloyd’s Register Foundation.
Sementara itu, Erik Giercksky, Head Ocean Stewardship Coalition, UN Global Compact Senior Advisor Ocean Centers menyatakan Ocean Centres adalah platform katalis untuk aksi nyata lintas sektor dalam mewujudkan tata kelola laut yang adil, aman, dan berkelanjutan.
"Kehadiran pusat ini di Indonesia adalah bagian penting dari komitmen global untuk mempercepat transformasi maritim.”
Inisiatif ini berfokus pada empat area aksi Utama, yakni perkapalan dan Pelabuhan; perikanan tangkap dan budidaya; energi terbarukan lepas pantai; serta keuangan dan investasi. Keempat area tersebut dipilih berdasarkan kebutuhan strategis nasional dan konsultasi dengan para pemangku kepentingan.
Josephine Satyono, Direktur Eksekutif IGCN, menilai keselamatan dan keberlanjutan mesti ditempatkan sebagai nilai dasar bukan hanya kewajiban regulatif.
Tak pelak, Indonesia tidak hanya membangun industri yang lebih kuat, tetapi juga masa depan yang lebih adil dan berdaya tahan.”
Acara peluncuran ini juga mencakup seremoni secara simbolik antara Bappenas dan IGCN, deklarasi dukungan dari perusahaan terkemuka, serta diskusi panel dan sesi dialog dengan para pelaku industri, regulator, dan asosiasi pekerja dan pengusaha, NGO dan akademisi.
Y.W. Junardy, President UN Global Compact Network Indonesia, menyampaikan perubahan sistemik hanya dapat terjadi bila dilakukan secara kolektif dan inklusif.
"Dalam semangat itulah, kami mengajak seluruh Champion Companies, Knowledge Partners, Ally Partners, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk terus bersama kami dalam menyusun kebijakan, mendukung regulasi, dan memperkuat ekosistem bisnis yang bertanggung jawab.”