Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gandeng China, Pertamina Segera Bangun Pabrik Solar Panel di Tanah Air

Pertamina NRE menggandeng perusahaan China untuk membangun pabrik solar panel di Indonesia
Ilustrasi ekspor listrik dari Indonesia ke Singapura./ Bisnis - Puspa Larasati
Ilustrasi ekspor listrik dari Indonesia ke Singapura./ Bisnis - Puspa Larasati

Bisnis.com, JAKARTA — Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) menggandeng perusahaan China untuk membangun pabrik solar panel di Indonesia. Pembangunan ini tak lepas dari upaya pemerintah melakukan ekspor listrik bersih ke Singapura.

DR Strategic Planning & Business Development Pertamina NRE Fadli Rahman mengatakan, pabrik itu bakal dibangun dalam waktu dekat.

"Dalam waktu dekat ini kita akan ada groundbreaking untuk kerjasama dengan salah satu tier 1 solar manufacturing company [dari China]," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (19/6/2025).

Kendati, dia belum bisa merinci siapa perusahaan China yang dimaksud, termasuk lokasi dan kapasitas pabrik yang bakal dibangun. Dia berjanji bakal segera merilis informasi tersebut pada pekan depan.

Fadli hanya memastikan bahwa pembangunan pabrik solar panel itu menjadi pendukung produksi energi hijau di Tanah Air, yang bakal di ekspor ke Singapura.

"Tentunya kita sambil mengeksplore potensi untuk kita bergerak di sana sebagai developer. Tapi at least kita mulai dulu dari manufacturing," jelas Fadli.

Asal tahu saja, Indonesia sepakat mengekspor listrik bersih ke Singapura dengan kapasitas sebesar 3,4 gigawatt (GW). Sebagai kesepakatan, Singapura akan memulai pengembangan kawasan industri hijau yang potensial di wilayah Bintan, Batam dan Karimun, Kepulauan Riau (Kepri).  

Secara total, RI-Singapura menyiapkan investasi mencapai lebih dari US$10 miliar atau setara Rp162,67 triliun (asumsi kurs Rp16.267 per US$) untuk membangun rantai pasok panel surya, mematenkan teknologi penangkapan karbon (carbon capture and storage/CCS) dan merintis kawasan industri hijau itu.

Potensi Ekspor Listrik Bersih ke Kawasan Asean

Dalam kesempatan yang sama, CEO Pertamina NRE John Anis menuturkan pembangunan pabrik panel surya di Tanah Air menjadi keniscayaan. Apalagi saat ini negara-negara Asean tengah mendorong Jaringan Listrik Asean atau Asean Power Grid (APG).

Ini adalah inisiatif kerja sama regional negara-negara anggota Asean untuk menghubungkan jaringan listrik mereka, memungkinkan perdagangan listrik lintas batas.

Oleh karena itu, Indonesia harus mampu memanfaatkan potensi tenaga listrik hijau di Tanah Air. Ke depannya, ekspor listrik hijau itu tak hanya ke Singapura, tetapi ke negara Asean lainnya.

"Nah itu kan sebenarnya opportunity ya. Bahwa kalau kita sebenarnya punya resources macem-macem gitu. Geotermal, solar panel, banyu dan lain sebagainya. Termasuk juga hydro mungkin juga nanti dengan nuklir. Itu kalau misalkan kita ada cukup kan bisa aja nanti kita eksplore," ucap John.

Dia pun memastikan ekspor listrik ke kawasan Asean itu bisa menjadi rencana jangka panjang Indonesia ke depan. Karenanya, Indonesia perlu mempersiapkan segalanya, termasuk pasokan listrik bersih dari sekarang.

"Nah itu kan bagus untuk kita bisa mengembangkan Indonesia jadi eksportir juga. Itu kan cita-cita at least mid-term lah ya. Mungkin juga long-term," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper