Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Obligasi Bencana Diproyeksikan Tumbuh 20% Tahun Ini

Pasar obligasi bencana atau cat bonds diperkirakan naik 20% menjadi US$60 miliar pada akhir 2025
Seorang gadis kecil berjalan melalui puing-puing dan lumpur akibat banjir yang dibawa oleh Topan Gaemi di Marikina City, Metro Manila, Filipina, Kamis (25/7/2024)./Reuters-Lisa Marie David
Seorang gadis kecil berjalan melalui puing-puing dan lumpur akibat banjir yang dibawa oleh Topan Gaemi di Marikina City, Metro Manila, Filipina, Kamis (25/7/2024)./Reuters-Lisa Marie David

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan dana kelolaan hedge fund Fermat Capital Management memperkirakan pasar obligasi bencana (catastrophe bonds atau cat bonds) tumbuh 20% tahun ini. Proyeksi ini sejalan dengan berkembangnya produk finansial yang mengakomodasi risiko terkait perubahan iklim seperti cuaca ekstrem, kepadatan penduduk dan inflasi.

“Pasar telah memasuki titik perubahan. Faktor utamanya adalah inflasi yang membuat pembangunan properti rusak akibat bencana alam di Amerika Serikat dan Eropa menjadi lebih mahal,” kata managing director dan co-founder Fermat, John Seo dalam wawancara dengan Bloomberg, dikutip Kamis (15/5/2025).

Perkiraan pertumbuhan Fermat menunjukkan bahwa pasar obligasi bencana, yang biasanya diterbitkan oleh perusahaan asuransi untuk mengalihkan risiko ekstrem ke pasar modal, akan mencapai sekitar US$60 miliar pada akhir 2025.

Obligasi ini telah mengungguli pasar berimbal hasil tinggi lainnya dalam beberapa tahun terakhir, dan bahkan berhasil bertahan dari gejolak yang dipicu oleh perang tarif Presiden AS Donald Trump. Di tengah situasi tersebut, produk yang sebelumnya hanya diminati oleh segelintir investor itu kini menarik lebih banyak pembeli.

Fermat termasuk di antara perusahaan yang mulai menawarkan akses ke cat bonds melalui dana UCITS, sebuah produk yang membuka peluang tersebut bagi investor ritel. Tahun ini, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) pertama yang berbasis pada cat bonds juga telah diluncurkan.

Investor dalam cat bonds berisiko kehilangan modal jika terjadi bencana yang telah ditentukan sebelumnya, tetapi dapat meraup keuntungan besar jika bencana tersebut tidak terjadi. Jika pembayaran tidak dipicu oleh bencana alam, obligasi ini terstruktur agar berkinerja baik ketika imbal hasil obligasi pemerintah (Treasury) naik. Sepanjang tahun lalu, obligasi ini memberikan imbal hasil sekitar 14%, menurut indeks yang disusun oleh Swiss Re.

“Ini merupakan periode yang cukup tenang bagi obligasi bencana,” kata Maria Dobrescu, Senior Principal di Morningstar Inc.

Pertumbuhan pasar ini juga disertai dengan penyesuaian ulang. Bulan lalu, Fermat tiba-tiba dikeluarkan dari kesepakatan berdurasi dua dekade dengan GAM Holding AG untuk mengelola portofolio cat bonds senilai US$3 miliar. Manajer aset berbasis di Zurich itu justru bekerja sama dengan unit dari Swiss Re, penerbit utama obligasi bencana, untuk mengelola dana tersebut.

Keputusan GAM untuk mengakhiri perjanjiannya dengan Fermat diikuti oleh perubahan arus dana yang signifikan di antara kedua perusahaan. Antara akhir Maret dan akhir April, dana cat bonds yang dikelola oleh Fermat menerima uang klien baru sekitar US$1,1 miliar, sementara dana GAM mencatat penarikan dana sekitar US$1,2 miliar.

Bloomberg Intelligence mencatat bahwa pasar cat bonds telah naik dua kali lipat dalam satu dekade terakhir. Porsi investor ritel dalam dana cat bonds dalam format UCITS juga meningkat menjadi 30% pada kuartal I/2025 dari 12% pada tahun 2015.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper