Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Catat Pertumbuhan Investasi ESG, Return Lebih Tinggi daripada Konvensional

Data BEI memperlihatkan performa indeks-indeks saham berbasis ESG lebih baik daripada indeks konvensional seperti Indeks LQ45 dan IDX30
Ilustrasi investasi ESG
Ilustrasi investasi ESG

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat adanya tren pertumbuhan investasi berbasis environmental, social and governance (ESG) di pasar finansial dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini sejalan dengan potensi imbal hasil (return) yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi konvensional.

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 BEI Ignatius Denny Wicaksono mengatakan terdapat lima indeks berbasis ESG yang saat ini tercatat, yakni IDX ESG Leaders (IDXESGL), IDX LQ45 Low Carbon Leader (IDXLQ45LCL), SRI-KEHATI Index, ESG Sector Leaders IDX KEHATI (ESGSKEHATI), dan ESG Quality 45 IDX KEHATI (ESGQKEHATI). Dia mengemukakan kelima indeks ini menunjukkan performa yang lebih baik daripada indeks konvensional.

“Yang menarik, ternyata kelima indeks ini memberikan return yang lebih tinggi daripada indeks non-ESG lainnya, seperti LQ45 dan IDX30,” kata Denny dalam forum diskusi pada Jumat (25/4/2025).

Mengutip statistik tahunan BEI untuk 2024, IDXESGL tercatat tumbuh 8.04% dalam kurun 3 tahun. Performa ini jauh lebih baik daripada LQ45 yang turun 11,25%, maupun IDX30 yang terkoreksi 14,81% dalam kurun yang sama.

IDXLQ45LCL yang juga terkoreksi selama periode tersebut bahkan turun lebih rendah di angka 5,93%.

Sementara itu, indeks SRI-KEHATI tercatat tumbuh 2.70% dalam kurun tiga tahun terakhir, kemudian ESGSKEHATI dan ESGQKEHATI masing-masing menguat 2,38% dan 3,77%.

“Ini membuktikan kalau kita mempertimbangkan aspek ESG dalam investasi, ternyata tidak hanya menyelamatkan lingkungan, tetapi juga memberikan keuntungan finansial,” imbuh Denny.

Perkembangan investasi berbasis ESG turut tecermin dalam perkembangan dana kelolaan atau asset under management (AUM). Denny memaparkan AUM pada aset berlabel ESG hanya bernilai Rp42 miliar pada 2016, lantas melesat menyentuh Rp7,5 triliun sampai saat ini.

Denny mengatakan kenaikan dana kelolaan ESG sejalan dengan makin banyaknya jumlah manajer investasi yang menggunakan ESG sebagai acuan pengelolaan portofolio.

“Dari hanya satu manajer aset pada 2019 [yang mengelola dana ESG], kini mencapai 25,” kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper