Bisnis.com, JAKARTA – Penawaran utang terkait berkelanjutan global (global sustainable-debt) berpotensi menyentuh rekor di angka US$2,1 triliun pada 2025, didukung oleh penerbitan obligasi hijau (green bond) dan sosial.
Riset Bloomberg Intelligence mengestimasi nilai penerbitan surat utang berkelanjutan melampaui US$2,1 triliun tahun ini. Potensi ini terutama ditopang oleh penerbitan dari badan pemerintah untuk membiayai program berkelanjutan sekaligus permintaan yang kuat dari aktivitas investasi berdampak.
“Produk terspesialisasi seperti pengalihan utang dengan proyek iklim, obligasi biru dan obligasi bencana [catastrophe bond] dapat tumbuh lebih tinggi seiring dengan permintaan yang tetap kuat,” tulis Adeline Diab dan Chris Ratti dalam risetnya.
Penawaran surat utang hijau tercatat naik 7% pada 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Bloomberg Intelligence memperkirakan pertumbuhan akan berlanjut pada 2025, tetapi cenderung lebih landai mendekati rata-rata lima tahun sebesar 2%.
Sementara itu, obligasi sosial diramal turut tumbuh menyentuh US$500 miliar pada 2025, seiring dengan penawaran dari badan negara dan internasional. Ginnie Mae, badan milik pemerintah Amerika Serikat yang mengurus pendanaan perumahan, juga diperkirakan menjadi penerbit obligasi sosial terbesar.
Bloomberg Intelligence juga memperkirakan nilai jatuh tempo obligasi berkelanjutan pada 2025 bakal mencapai US$36 miliar per bulan atau total US$427 miliar. Oktober tahun ini diperkirakan menjadi waktu puncak jatuh tempo, dengan nilai mencapai US$50 miliar.
Baca Juga
“Kami juga memproyeksikan penerbitan obligasi hijau sebesar US$885 miliar pada 2025, lebih dari 3,5 kali dibandingkan dengan jumlah jatuh tempo obligasi hijau sebesar US$$231 miliar. Obligasi hijau akan menjadi kontributor terbesar dalam pertumbuhan pasar utang berkelanjutan,” lanjut Diab dan Ratti.
Spread obligasi hijau perusahaan global pada 2025 diramal sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi korporasi berperingkat investasi. Hal ini, tulis Diab dan Ratti, memberikan peluang masuk yang lebih prospektif bagi investor yang ingin menambah eksposur pada segmen investasi hijau.
“Saat ini, obligasi hijau global dan obligasi korporasi dengan peringkat tinggi diperdagangkan di bawah rata-rata rolling 12 bulan dari option-adjusted spread,” tulis keduanya dalam riset.
Bloomberg Intelligence memperkirakan spread akan melebar mendekati level rata-rata pada 2025. Indeks spread obligasi hijau dan obligasi korporasi berperingkat investasi telah diperdagangkan sejalan, meskipun spread obligasi hijau yang lebih tinggi pada awal tahun ini dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan obligasi korporasi konvensional.