Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profil Citicore, Perusahaan EBT Filipina Target Investasi Pertamina

Citicore Renewable Energy merupakan salah satu perusahaan tercatat di Bursa Efek Filipina dan merupakan produsen energi tenaga surya terbesa kedua di negara itu
Proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Pampanga 1 milik Citicore Renewable Energy/Dok. Citicore
Proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Pampanga 1 milik Citicore Renewable Energy/Dok. Citicore

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui entitas usahanya PT Pertamina Power Indonesia (Pertamina New & Renewable Energy) atau Pertamina NRE memperkaya portofolio investasinya di energi terbarukan.

Perusahaan minyak dan gas pelat merah Indonesia itu resmi menjalin kerja sama dengan perusahaan energi baru terbarukan (EBT) asal Filipina, Citicore Renewable Energy. Pertamina NRE mengakuisisi 20% saham Citicore dengan nilai transaksi mencapai 6,70 miliar peso atau sekitar US$115 juta (setara Rp1,87 triliun).

Melalui akuisisi ini, Pertamina NRE akan mengambil alih 2,23 miliar saham Citicore dengan banderol harga 3 peso per lembarnya.

Lantas, siapa sebenarnya Citicore?

Mengutip Reuters, Citicore merupakan salah satu produsen listrik tenaga surya terbesar di Filipina yang resmi melantai di bursa efek setempat pada 7 Juni 2024. Saat itu, Citicore berhasil meraih dana initial public offering (IPO) sebesar 5,30 miliar peso atau sekitar US$90,58 juta.

Sampai September 2024, Citicore tercatat mengoperasikan 10 aset pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas total mencapai 285 megawatt (MW). Perusahaan juga tengah membangun satu proyek pembangkit listrik tenaga air berkapasitas 26 MW dan delapan proyek PLTS yang diestimasi memiliki kapasitas total 1.583 MW.

Selain itu, Citicore tercatat memiliki proyek infrastruktur energi angin darat (onshore wind) dengan kapasitas total 562,5 MW dalam perencanaan (pipeline).

Citicore tak hanya memiliki portofolio proyek EBT yang beragam. Berdasarkan laporan keuangan teranyar, perusahaan tercatat mengantongi pendapatan sebesar 3,38 miliar peso selama Januari-September 2024, tumbuh 29% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,62 miliar peso.

Mayoritas pendapatan perusahaan berkode saham CREC itu bersumber dari penjualan listrik. Selama kurun sembilan bulan tahun lalu, segmen ini menyumbang 2,85 miliar terhadap total pendapatan Citicore, sementara segmen penyewaan (lease) sebesar 488 juta peso.

Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Citicore mencapai 475 juta peso per September 2024, turun 13% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Meski demikian, laba yang diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali naik 70% year on year (YoY) menjadi 281 juta peso.

Operasional Citicore tak hanya menarik minat investasi Pertamina. Pemerintah Inggris melalui program MOBILIST tercatat telah menanam investasi sebesar US$12,5 juta ke Citicore sejak 2024. 

Berdasarkan riset BloombergNEF, Filipina menempati peringkat kedua sebagai pasar berkembang paling menarik untuk investasi energi terbarukan. Negara kepulauan dengan lebih dari 7.600 pulau itu juga menjadi salah satu wilayah yang paling rentan terhadap perubahan iklim.

Di tengah tantangan ini, pemerintah Filipina menargetkan kenaikan pemakaian EBT dalam bauran energi mereka, dari 22% pada 2022 menjadi 35% pada 2030 dan 50% pada 2040.

Melalui siaran pers, manajemen Citicore menyebutkan akuisisi oleh Pertamina NRE sekaligus menandai investasi perdana Pertamina di Filipina. 

Melalui kerja sama kedua perusahaan, Pertamina NRE mendapatkan akses ke kemampuan Citicore dalam pengembangan proyek dan rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC).

Sementara itu, Citicore bakal memperoleh peluang untuk bermitra dengan Pertamina NRE dalam pengembangan proyek energi terbarukan di Indonesia. Hal ini sekaligus menjadi kesempatan bagi Citicore untuk berekspansi di kawasan Asia Tenggara.

“Kemitraan dengan Pertamina NRE membuka peluang tanpa batas bagi Indonesia dan Filipina untuk berkolaborasi dalam teknologi dan praktik inovatif di sektor energi terbarukan. Hal ini juga memperluas panggung bagi kemampuan unik Citicore dari hulu ke hilir, dengan membuka pintu di Indonesia sembari terus mempercepat pengembangan kami di Filipina,” ujar Oliver Tan, Presiden dan CEO Citicore dalam siaran pers, dikutip Minggu (12/1/2025).

Adapun dana yang diperoleh dari perjanjian akuisisi ini akan digunakan untuk mengembangkan portofolio proyek energi terbarukan Citicore di seluruh Filipina. Hal ini sejalan dengan target perusahaan untuk menambah sekitar 1 gigawatt (GW) kapasitas energi hijau per tahun sebagai bagian dari roadmap 5 GW dalam 5 tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper