Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2024 Pecah Rekor Tahun Terpanas Bumi, Lampaui Ambang Batas 1,5 Derajat Celsius

World Meteorological Organization memastikan bahwa suhu rata-rata bumi pada 2024 mencetak rekor terpanas dan melampaui ambang batas 1,5 derajat celsius
Ilustrasi pemanasan suhu global dalam kurun 1850-2023/University of Reading-Ed Hawkins
Ilustrasi pemanasan suhu global dalam kurun 1850-2023/University of Reading-Ed Hawkins

Bisnis.com, JAKARTA – Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) memastikan bahwa 2024 memecahkan rekor sebagai tahun terpanas, dengan suhu rata-rata bumi berada di atas ambang batas 1,5 derajat celsius sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Paris.

WMO menyebutkan suhu rata-rata permukaan global 1,55 derajat celsius lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata praindustri (1850-1990). Angka ini merupakan hasil konsolidasi dari enam data yang dirilis oleh sejumlah organisasi iklim asal Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris dan Jepang.

“Ini menandakan bahwa kita baru saja merasakan tahun ketika suhu rata-rata global lebih hangat 1,5 derajat celsius dari masa praindustri untuk pertama kali,” tulis WMO dalam WMO dalam pernyataan resmi yang dirilis Jumat (10/1/2025).

Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo mengemukakan bahwa catatan rekor suhu bumi tak hanya terjadi pada 2024. Dalam 10 tahun terakhir sejak 2015, suhu rata-rata bumi terus memperlihatkan kenaikan dan memecahkan rekor tahun sebelumnya.

“Rekor ini diikuti dengan cuaca ekstrem yang merusak, kenaikan permukaan laut, dan mencairnya es. Semua ini dipicu oleh pecahnya emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia,” papar Saulo.

Meski kenaikan suhu bumi telah melampaui ambang batas aman sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Paris, Saulo mengatakan hal ini tidak serta-merta menggagalkan target temperatur dalam komitmen iklim global. Dia menjelaskan ambang batas kenaikan suhu rata-rata bumi tidak dihitung tahunan, melainkan dalam kurun 10 tahun.

“Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa setiap kenaikan suhu memiliki dampak terhadap kehidupan, ekonomi, dan planet kita,” tambahnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Gutteres mengatakan data teranyar WMO telah mempertegas bahwa pemanasan global merupakan fenomena nyata yang tidak terbantahkan.

“Kita harus berupaya lebih keras untuk mencapai target temperatur. Rekor pada 2024 berarti kita harus merealisasikan aksi iklim yang lebih nyata pada 2025. Masih ada waktu untuk menghindari bencana iklim terburuk, tetapi para pemimpin dunia harus mengambil langkah serius sekarang,” kata Gutteres.

IPCC menyebutkan pemanasan global di bawah 1,5°C akan secara signifikan mengurangi risiko, dampak buruk, serta kerugian dan kerusakan akibat perubahan iklim. Kegagalan dalam mencapai target ini akan memicu kenaikan frekuensi cuaca ekstrem, termasuk gelombang panas, kekeringan, kebakaran hutan, serta hujan deras dan banjir.

Berdasarkan laporan WMO, panas ekstrem adalah penyebab kematian tertinggi di antara fenomena cuaca ekstrem, dengan perkiraan 489.000 kematian setiap tahun antara 2000 dan 2019.

Selain itu, kenaikan suhu bumi yang melampaui ambang batas 1,5° dapat memicu beberapa titik kritis iklim, seperti kerusakan sistem sirkulasi laut dan kehancuran ekosistem terumbu karang tropis. Gangguan pada titik kritis ini tidak dapat dipulihkan dan akan membawa berbahaya bagi umat manusia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper