Bisnis.com, JAKARTA — International Finance Corporation (IFC) bersama PT Bank OCBC NISP memberikan pinjaman keberlanjutan pertama kepada pengembang properti PT Nirvana Wastu Pratama (NWP) senilai US$53 juta dengan jangka waktu 11 tahun. Hal ini sebagai upaya untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan memajukan perjalanan Indonesia menuju masa depan rendah karbon.
Country Manager IFC untuk Indonesia dan Timor-Leste Euan Marshall mengatakan pinjaman keberlanjutan tersebut untuk mendukung perusahaan dalam melakukan dekarbonisasi portofolio propertinya dengan meningkatkan efisiensi energi, mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK), dan mencapai sertifikasi bangunan ramah lingkungan melalui program EDGE IFC yang diakui secara internasional.
Menurutnya, investasi ini sejalan dengan strategi IFC untuk Indonesia yang mencakup fokus pada dekarbonisasi lingkungan perkotaan dan ketahanan iklim melalui investasi dan dukungan konsultasi.
“Hambatan finansial secara luas dipandang sebagai hambatan terbesar dalam menerapkan praktik bangunan ramah lingkungan di Indonesia. Untuk mengatasi hal ini, terdapat kebutuhan mendesak akan alat pembiayaan yang lebih khusus, termasuk pembiayaan yang terkait dengan keberlanjutan,” ujarnya dikutip dari laman resmi IFC, Kamis (13/2/2025).
Investasi ini merupakan kelanjutan dari dukungan IFC terhadap pendanaan iklim di Indonesia. Dengan memperluas akses terhadap solusi keuangan inovatif ini, IFC mendorong transisi menuju perekonomian rendah karbon dan membantu mengatasi hambatan keuangan yang menghambat penerapan praktik bangunan ramah lingkungan.
Kemitraan IFC dengan NWP akan memberikan panduan teknis yang jelas dalam menetapkan dan memenuhi target kinerja keberlanjutan, menyempurnakan kerangka keuangan terkait keberlanjutan agar selaras dengan standar bangunan ramah lingkungan dan investasi IFC.
Baca Juga
Pinjaman ini terikat pada dua target kinerja keberlanjutan yang spesifik yakni Aset yang telah beroperasi selama lebih dari 3 tahun harus mencapai target pengurangan emisi absolut sebesar 42% pada 2030 dibandingkan dengan tolok ukur tahun 2019. Lalu proyek bangunan baru atau proyek yang sedang menjalani perkuatan besar-besaran perlu mendapatkan sertifikasi EDGE advanced.
Chief Executive Officer NWP Kevin Kow menuturkan NWP telah menjadi pengguna awal program sertifikasi dan alat bangunan ramah lingkungan EDGE di Indonesia. Sejak tahun 2017, perusahaan telah mendapatkan sertifikasi EDGE untuk sebelas aset dan enam aset lainnya terdaftar untuk sertifikasi pada 2027.
“Bekerja sama dengan IFC merupakan tonggak penting yang mencerminkan komitmen kami terhadap keberlanjutan,” ucapnya.
Dukungan IFC tidak hanya akan membantu perusahaan mengadopsi praktik bangunan yang lebih ramah lingkungan namun juga menetapkan tolok ukur baru bagi industri di Indonesia.
“Kami yakin bahwa upaya bersama ini akan mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan dalam proyek-proyek kami dan memberikan manfaat bagi pembangunan ekonomi masyarakat lokal,” tuturnya.
Sektor bangunan dan konstruksi memainkan peran penting dalam perekonomian dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Namun, hal ini juga merupakan sumber emisi GRK yang signifikan yaitu sebesar 23% dari penggunaan energi Indonesia pada 2021. Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 40 persen di tahun 2030.