Bisnis.com, JAKARTA – Emiten energi baru terbarukan (EBT) PT Hero Global Investment Tbk. (HGII) resmi mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia hari ini, Kamis (9/1/2025).
HGII menetapkan harga IPO sebesar Rp200 per saham. Hingga sesi pertama perdagangan di hari pertamanya, saham HGII terapresiasi 18% atau naik 36 poin ke harga Rp236 per lembar.
Presiden Direktur Hero Global Investment Robin Sunyoto mengatakan pencatatan HGII menjadi tonggak sejarah penting bagi perseroan untuk meningkatkan bauran energi bersih di Indonesia.
Langkah ini sejalan dengan komitmen dan target pemerintah menuju karbon netral (net zero emission) pada 2060.
"Dana dari IPO HGII akan digunakan untuk ekspansi pembangkit EBT. HGII menargetkan untuk memiliki dan mengelola pembangkit EBT dengan total kapasitas 100 megawatt (MW) pada 2031,” kata Robin saat seremoni pencatatan saham perdana HGII di BEI, Jakarta, Kamis (9/1/2025).
Robin mengatakan dana IPO sebesar Rp260 miliar akan digunakan untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 25 MW dan pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) berkapasitas 10 MW yang keduanya berlokasi di Sumatra Utara.
Baca Juga
Dia menerangkan PLTA 25 MW diestimasi mulai konstruksi pada tahun ini, sementara PLTM 10 MW diestimasi mulai konstruksi pada 2026. Kedua pembangkit hidro tersebut ditargetkan dapat beroperasi secara komersial pada 2028.
Secara keseluruhan HGII akan membangun pembangkit hidro dengan total kapasitas 58 MW dan pembangkit EBT jenis lainnya yaitu biomassa 8 MW, biogas 6MW, dan surya 10 MW dalam 6 tahun ke depan. Tujuannya untuk memperkuat posisi perusahaan dalam pengembangan energi bersih di Indonesia.
Hero Global Investment merupakan perusahaan induk yang telah berdiri sejak 2010. Perusahaan telah memiliki dan mengoperasikan PLTM Parmonangan-1 kapasitas 9 MW dan PLTM Parmonangan-2 kapasitas 10 MW.
Kedua PLTM ini berlokasi di Desa Manalu Dolok, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatra Utara. HGII juga turut berinvestasi dengan saham minoritas pada Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Ujung Batu kapasitas 3 MW yang berlokasi di Provinsi Riau.
Dari sisi kinerja keuangan, HGII berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih pada Januari-Juni 2024. Laba bersih Perseroan per 30 Juni 2024 sebesar Rp26,3 miliar naik 22,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp21,5 miliar.
Ekuitas HGII per 30 Juni 2024 sebesar Rp469,57 miliar tumbuh 3,6% (year-on-year/yoy). Sementara aset HGII sebesar Rp727,9 miliar. HGII juga membukukan pertumbuhan kinerja operasional. Rerata pertumbuhan produksi listrik (CAGR) HGII selama periode 2021-2023 sebesar 25,9% per tahun.
HGII menjadi emiten EBT teranyar yang menghimpun dana publik melalui IPO di bursa saham. Pada Juli 2022, emiten portofolio investasi Grup Astra PT Arkora Hydro Tbk. (ARKO) resmi melantai di bursa dan meraup dana IPO sebesar Rp182,67 miliar.
Entitas usaha PT Pertamina (Persero) di sektor energi panas bumi PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) juga resmi menjadi perusahaan tercatat ketika IPO pada Februari 2023. PGEO berhasil meraup dana segar sebesar Rp9,05 triliun dan menjadi salah satu IPO terbesar kala itu.
Pada tahun yang sama, tepatnya pada Oktober 2023, emiten Grup Barito milik Prajogo Pangestu PT Barito Renewable Energy Tbk. (BREN) juga resmi melantai di bursa. Dalam aksi IPO itu, BREN menghimpun dana publik sebesar Rp3,13 triliun dari penerbitan 4,01 miliar saham dengan banderol harga Rp780 per lembar.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.