Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Lingkungan Hidup mengajak seluruh pihak untuk mulai menyetop berinvestasi membangun vila di kawasan Wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang merupakan hulu Sungai Ciliwung.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengatakan 72% lahan di Puncak, Bogor, Jawa Barat, sebagai daerah hulu Sungai Ciliwung telah beralih fungsi menjadi bangunan. Kondisi ini mengurangi daya serap air sehingga meningkatkan risiko banjir di Jakarta sebagai daerah hilir Sungai Ciliwung.
Menurutnya, Sungai Ciliwung menyimpan potensi besar untuk menjadi solusi bagi krisis lingkungan Jakarta. Oleh karena itu, revitalisasi kawasan Puncak dan pemulihan daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung menjadi agenda prioritas nasional.
“Teman-teman dari DKI yang akan berinvestasi tolong sudahlah, vilanya sudah cukup, kita berinvestasi lah pohon-pohon,” ujarnya dilansir dari Antara, Jumat (17/1/2025).
Dia menilai kawasan Puncak merupakan salah satu aset ekologis penting yang kini menghadapi tekanan besar akibat alih fungsi lahan, pembangunan masif, dan degradasi lingkungan.
Hanif berharap wilayah ini dapat dihijaukan kembali dengan mengedepankan fungsi wisata sehingga bangunan-bangunan di DAS Ciliwung ramah lingkungan yang tidak bersentuhan langsung dengan tanah melainkan dibuatkan semacam penyangga bersifat non-permanen.
Baca Juga
Dengan dasar hukum yang kuat, seperti Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2020 tentang Tata Ruang Jabodetabek-Punjur, revitalisasi kawasan Puncak kini menjadi agenda prioritas nasional.
“Kami berupaya sepenuhnya mengembalikan fungsi DAS Ciliwung,” katanya.
Adapun penanaman pohon di kawasan Puncak, Bogor, menjadi salah satu upaya pemulihan Sungai Ciliwung. Saat ini rehabilitasi Telaga Saat merupakan titik nol Sungai Ciliwung atau sumber utama aliran Sungai Ciliwung sangat penting karena berfungsi sebagai daerah resapan, penyeimbang hidrologi dan membantu mencegah bencana hidrometeorologis.
Selain itu, kondisi Sungai Ciliwung sepanjang 119 kilometer saat ini sudah tercemar sedang hingga berat. Hal ini disebabkan oleh masih banyaknya masyarakat yang menjadikan sungai sebagai tempat sampah.
“Ini posisi Sungai Ciliwung yang sepanjang 119 ini, posisinya tercemar sedang di hulu, tercemar berat di hilir sampai tengah, sementara di bawahnya Jakarta tempat kita hidup. Ciliwung ini masih sebagai tempat sampah,” ucapnya.
Dia mendorong PTPN selaku perusahaan di bawah Kementerian BUMN untuk mendarmabaktikan areanya ke arah ekowisata, yakni kegiatan wisata yang berwawasan lingkungan, dengan memperhatikan aspek konservasi alam dan kesejahteraan masyarakat lokal.
“Ekowisata dampaknya akan lebih besar, hidrologi ekologinya, instrumen infrastruktur ekologinya terbangun kembali,” tutur Hanif.
Sementara, Penjabat Bupati Bogor Bachril Bakri mengapresiasi langkah Kementerian LH dalam meningkatkan kualitas lingkungan di wilayah hulu Sungai Ciliwung yang terletak di Kabupaten Bogor.
“Jadi tadi ada beberapa arahan, kita akan melanjutkan kegiatan penanaman pohon tersebut agar kawasan hulu Sungai Ciliwung bisa terjaga dengan baik, sehingga banjir dan kerusakan lingkungan yang akan sampai nanti ke Jakarta bisa dikendalikan dengan baik,” terang Bachril.